Rabu, 08 September 2010

Polisi Bernama Angel

Dulu, gua berpikir. Kalau menjadi polisi itu hanya kerjaan buat orang-orang yang pengen jadi pahlawan kesiangan . Gua juga berpikir kalau polisi adalah orang yang menakutkan dan lebih buruk lagi polisi selalu gua konotasikan sebagai penjahat suap. Sejujurnya, gua ini punya pengalaman buruk dengan polisi. Gua punya banyak kesan buruk tentang polisi, mulai dari kasus cicak vs buaya yang bikin gua jadi tambah sebel sama polisi. Semuanya berubah, sampai gua berkenalan dengan seorang cewek. Cewek yang berkerja sebagai polisi.
Semoga saja kisah gua ini menjadi bagian dari sejarah yang dapat mengubah keadaan, keadaan kalau tidak semua polisi itu buruk.
Nama gua Ivan, Sebagai seorang pria yang bekerja di Kantor pemasaran apa. Gua sering menggunakan motor untuk pergi ke kantor gua. Sebagai pria lajang berusia 24 tahun, gua bukan pria kaya yang dapat warisan dari orang tua gitu aja, gua sadar hidup gua harus bekerja keras untuk sukses. Sejak tiga tahun lalu, gua selalu melewati daerah kota untuk sampai ke kantor gua. Sejak tiga tahun itu, gua selalu berhenti di lampu merah dimana gua selalu lihat seorang polisi pria yang berdiam dan mengatur lalu lintas setiap harinya. Nah, selama dua minggu kemarin, gua pulang kampung buat mudik, setelah gua balik hari ini berbeda dari sebelumnya, gua berhenti di lampu merah dan menemukan seorang wanita sebagai polisi lalu lintas.
Sebagai seorang polisi, dia itu terlihat cantik. Bahkan tidak cocok menjadi polisi. Karena begitu terpesona sama wajah dia, Gua lupa kalau lampu merah uda lewat, gua masih berhenti. Saat gua membelok, polisi wanita itu langsung memberhentikan gua. Melihat gua dengan tajam, gua sadar kalau gua bakal ditilang. Dia langsung mengajak gua untuk ke sebuah kantor polisi yang terletak ga jauh dari jalan raya. Dalam hati gua berpikir kalau pasti ujung-ujungnya polisi ini bakal minta duit. Karena gua selalu inget kalau gua ditilang jalan terakhir untuk lolos dan males hadapin sidang adalah dengan uang damai.
Gua merabah kantong celana jeans gua, gua sadar tadi gua masih punya 20 ribu. Polisi wanita itu menyuruh gua duduk dimeja. Gua langsung berujar.
“ Salah saya apa bu?”
“ Menurut kamu?”
“ Ga tau.” Kata gua pura-pura bego.
“ Kamu berhenti ditengah lampu merah. Itu pelanggaran.”
“ Ya ampun bu, saya gak sengaja soalnya lagi ngelamun.” Kata gua sambil melihat seragam dia yang bertuliskan nama dia “ Angel.”
“ Tidak ada alasan, kamu kena pasal 283, berkendaraan tanpa konsentrasi.” Kata polisi itu dan langsung bikin gua menggunakan jurus lama gua, Polisi itu meminta sim dan stnk gua, gua langsung nyelipin uang 20 ribu.
Dia memeriksa sim gua dan wajahnya memperhatikan gua dengan penuh sesuatu, gua pikir dia pasti jatuh cinta sama muka gua yang ganteng. Terus dia ngelihat uang gua, dalam hati gua. Pasti ini polisi mengerti maksud gua. Dia melihat gua dengan wajah tanda Tanya, gua tersenyum.
“ Untuk apa uang ini?” Tanya polisi itu.
“ Untuk damai, bu..” kata gua sambil tersenyum, tiba-tiba polisi itu langsung bangkit dari kursi.
“ Kamu mau coba-coba sogok saya ya?”
“ Hah..” kata gua kaget melihat expresi wajah polisi itu marah.
Belum sempat gua kaget mencari alasan, tiba-tiba terdengar suara tabrakan di depan lampu merah. Seorang pengendara motor terjatuh karena tertabrak bajaj. Polisi wanita itu langsung pergi meninggalkan gua menuju lokasi kecelakaan. Gua hanya bengong dan ikutan kaget melihat kejadian itu. Gua ngeliat dari jauh, tuh polwan sibuk membantu korban. Gua yang tadinya kaget karena polwan itu marah, tiba-tiba terkesima oleh kecelakaan itu hingga lupa kalau gua sedang berurusan dengan polisi karena di tilang. Gua nunggu sekitar 15 menit dan tiba-tiba polwan itu uda ilang bersama mobil ambulan yang datang. Dalam hati gua,” astaga gua baru nyadar kalau sim dan stnk gua ditangan polisi itu.”.
Karena tidak ada yang berjaga dikantor polisi itu karena sibuk ngurus kecelakaan dan gua ga mau nunggu akhirnya gua pergi menuju kantor gua. Gua ga mau dipecat karena terlambat sampai ke kantor karena kerjaan ini sangat berarti buat gua. Akhirnya setelah selesai kerja, gua berpikir untuk ke kantor polisi tadi untuk bertemu dengan polwan yang memegang sim dan stnk gua. Saat gua kesana, dia memang ada disana. Tapi uda gak dengan seragam polisinya. Dia uda pakai baju biasa hingga gua nyaris ga kenal. Untungnya seorang penjaga pos polisi memberitahu gua kalau itu polisi wanita yang berjaga tadi siang.
Gua deketin dia yang lagi membereskan barang-barang dia di meja. “ Permisi kata gua.” Dan tiba-tiba dia ngeliat gua dengan bingung. “ Sapa ya?” Tanya dia. Gua pun menjelaskan kalau gua orang yang tadi siang ditilang sama dia dan mau ngambil sim dan stnk gua. Tiba-tiba dia jadi ingat, dan yang membuat kesal adalah dia ketinggalan sim dan stnk gua di rumah sakit.
“ Jadi gimana dong ?” Tanya gua.
“ Ya terpaksa kamu harus ke rumah sakit. Soalnya saya gak sengaja ketinggalan disana.”
“ kan ibu yang ninggalin disana, tanggung jawab dong.” Kata gua kesel. Dia ngelihat gua dengan wajah kosong.
“ Kamu sadar gak kalau tadi kamu itu harusnya ditilang.”
“ Ya sadar sih, tapi kan saya butuh stnk dan sim saya juga. Kalau mau tilang kan tinggal pilih salah satunya.”
Tiba-tiba dia langsung menarik tangan gua. Mengajak gua keluar kantor polisi dan berkata.” Yauda kita ke rumah sakit, kamu anterin saya.” Tanpa banyak bicara gua pun mengantarkan dia. Sepanjang perjalanan kita ga bicara sama sekali. Sampai akhirnya tiba di rumah sakit. Menunggu beberapa saat, dia keluar dengan sim dan stnk gua. Dalam hati gua, baru kali ini gua ngeliat polisi yang mau aja nurutin keinginan gua untuk minta sim dan stnk gua, padahal biasanya kan pada matre.
“ Ini,SIM,STNK dan uang sogokan kamu. Karena besok saya gak akan tugas di Jakarta lagi. Kali ini saya maafkan kamu.”
Gua jadi ga enak hati karena melihat dia memaafkan gua. Tiba-tiba hujan lebat. Gua ga mungkin pulang hujan-hujanan. Polisi itu juga sepertinya ga pulang. Karena merasa ga enak hati, gua menawarkan dia untuk makan malam di kantin rumah sakit. Tanpa gua duga, dia mau. Kita duduk sambil menikmati soto, gua memperhatikan dia. Gua rasa dia ga cocok jadi polisi, lebih cocok jadi model deh. Iseng-iseng gua pun bertanya.
“ Sorry kalau boleh Tanya, nama ibu siapa?”
“ Angel.” Kata dia dan gua bilang nama gua Ivan dan bertanya lagi.
“ Kenapa sih, kok ibu mau jadi polisi? Apalagi polisi lalu lintas, kan cape. Panas. Uda gitu saya jujur deh bu, ibu lebih cocok jadi model daripada jadi polisi hehehe.”
Dia melihat gua, dan tiba tiba berkata “ Jadi Polisi ga ada salahnya kok.”
“ Sorry-sorry aja ya bu, saya jujur aja. Polisi itu kan kesannya arogan, matre. Uda gitu suka cari kesalah-salahan orang buat dapatin duit.” Kata gua dan Angel melihat gua dengan tanpa terkejut.
“ Sebenarnya, pandangan itu ada karena dari hati kamu saja yang berpikir kalau polisi bisa didamaikan dengan uang bila kita bersalah. Dulu, sebelum jadi polisi. saya juga seperti kamu.berpikir gitu..”
“ Lah emangnya ibu sebelum jadi polisi jadi apa?”
“ Jadi orang biasa aja, lagian kamu panggil saya ibu. Emangnya kamu pikir saya uda tua. Umur saya juga ga jauh dari kamu kalau tadi saya lihat sim kamu.”
“ 24 Juga?” tebak gua dan dia tersenyum dan berkata panggil saja dia Angel.
“ Lalu kenapa dong Ngel kamu mau jadi polisi?”
“ Ceritanya panjang..” kata dia dan gua ga menyerah berkata kalau ingin denger.
“ Ok, saya akan cerita tapi berjanjilah untuk membuang perasaan buruk kamu tentang polisi. Karena bisa-bisa kamu akan bernasib seperti saya.”
“ Ah masa sih.. coba cerita..”
Gua terdiam, Angel meneguk air putih. Lalu mulai bercerita tentang apa yang membuatnya menjadi seroang polisi. Dulu ketika dia menjadi seorang mahasiswa. Dia sering pergi ke kampusnya yang terletak di plaza hasyim. Dia kuliah di salah satu universitas terkenal asal Filipina yang membuka cabang sekolah bisnis. Setiap harinya dia selalu naik mobil, karena jadwal kuliah dia selalu jam 5. Daerah itu selalu 3 in 1. Angel pun tidak kehilangan akal, dia parker mobilnya deket gramedia. Lalu jalan kaki menyeberang untuk ke kampusnya. Setiap hari dia, menyeberang ke arah jalan. Dia selalu melihat seorang polisi muda yang berpakaian seragam sambil mengatur jalan.
Karena terlalu alergi dengan polisi, Angel selalu berkonotasi negative. Apalagi dia sering ngeliat polisi itu memberhentikan motor pengadara yang lewat. Dia pikir polisi itu pasti minta uang damai, dia pun jadi kesel dengan polisi itu. Suatu ketika, hal yang berbeda terjadi. Polisi itu terlihat kehujanan, hujan lebat sekali. Tapi dia tetap mengatur jalan yang macet dengan pluitnya yang terdengar nyaring. Angel pun meledek dalam hati “ Syukurin kehujanan, hukuman dari Tuhan karena sering molotin pengendara”. Di hari selanjutnya. Ia melihat hal yang berbeda, polisi itu berlari menyeberang hanya untuk mengantarkan seorang nenek yang ingin menyeberang. Tepat di depan Angel. Angel pun masih berpikir kalau polisi itu pasti Cuma cari muka berpura-pura baik padahal dia kan suka jahatin orang buat cari duit.
Di hari selanjutnya, nasib sial buat Angel, karena mobilnya mogok. Dia gak punya pendidikan motor yang cukup. Alhasil dia kesel sendiri karena ga ada orang yang mau menolongnya untuk menghidupkan mobilnya. Dia hanya bengong sambil memaki-maki mobilnya. Tiba-tiba polisi itu muncul, Angel yang lagi kesel langsung berpikir polisi itu mau cari duit dari dia dengan mencari kesalahannya.
“ Mas, kalau mau cari duit dari saya, mending ga usah deh, saya ga punya duit “ Teriak Angel kepada polisi itu yang mungkin kaget dan mengeleng-gelengkan kepalanya.
“ Kenapa mobilnya berhenti disini.”
“ Ga liat mogok.” Kata Angel ketus.
Polisi itu tanpa banyak bicara, langsung membuka mesin mobil. Memeriksa beberapa saat. Mengotak-ngatik beberapa mesin dan menutup kembali sambil berkata pada Angel.
“ Coba nyalain lagi mobilnya..” Angel pun tanpa banyak bicara mencobanya dan tiba-tiba mobilnya menyala, ia pun berteriak kegilangan. Polisi itu mendekat ke jendela mobilnya. Angel melihatnya dan polisi itu berkata.
“ Non, gak semua polisi itu seperti yang non pikirin. Uang bukan segalanya dalam hidup.”
Angel hanya terdiam dan melihat polisi itu pergi, tapi ia dapat melihat nama polisi itu Ivan. Ia pun pergi sambil menahan malu karena telah menduga-duga hal yang buruk tentang polisi muda itu. Selanjutnya setiap ia ingin kuliah, ia mulai sering memperhatikan polisi muda itu. Walau secara sembunyi-sembunyi karena merasa malu bila melihat polisi itu. Sampai suatu ketika hujan yang begitu lebat polisi itu kehujanan tapi masih sibuk berdiri ditengah hujan. Angel yang sedang menggunakan paying, tiba-tiba merasa hatinya terdorong. Ia mendekati polisi muda itu, meletakkan payungnya diatas polisi muda yang tampak menggigil karena kedinginan. Polisi itu hanya melihatnya, Angel berkata.
“ Nama saya Angel. Saya yang dulu pernah ditolong gara-gara mobil mogok.” Kata Angel dan polisi itu hanya tersenyum dan berkata .” Hai Angel, kok hujan-hujan gini di tengah jalan.”
“ Nggak sih, saya mau nyeberang, terus ngelihat mas. Merasa aneh aja, kok hujan-hujan gini masih sibuk ngatur lalu lintas. Ya saya kasih payung ini aja.”
“ Loh kalau payung ini saya pakai, kamu gimana?”
“ Saya kan tinggal lari ke mobil. Terus ga akan kehujanan.”
“ Ga usah Angel, aku uda biasa kok.”, Angel bilang “ Gapapa kok, kamu kedinginan sampai menggigil gitu.pakai aja.”
Polisi itu melihat Angel. “ Kalau gitu saya anterin kamu nyeberang, terus payung ini saya pinjam dulu ya.”
Angel setuju, polisi itu mengantarkanya ke mobil. Angel pun bertanya namanya. “ Ivan, nanti saya kembalikan payung ini ya. “ sebut polisi itu yang langsung kembali sibuk mengatur lalu lintas. Angel pun melihat pria itu dengan rasa iba, ia tak menyangka begitu beratnya tugas pria muda itu. Padahal selama ini ia pikir polisi itu kan pemalas dan taunya Cuma duit. Duit dan duit. Keesokan harinya mereka kembali bertemu. Polisi itu memberikan payung kepada Angel. Tanpa ia duga, jam makan siang sudah dimulai.
“ Angel, sebagai ungkapan terima kasih, gimana kalau aku saya traktir kamu makan siang di gajah mada.” Sebenarnya Angel agak takut karena apa jadinya kalau dia terlihat jalan dengan polisi, apalagi ditengah-tengah jalan umu. Tapi melihat ketulusan hati Ivan, ia pun menerimanya. Mereka makan dan berbincang-bincang. Angel tidak kehilangan kesempatan untuk bertanya banyak hal kepada Ivan. Salah satunya mengapa ingin menjadi polisi. Ivan bilang, ia sejak kecil ingin menjadi polisi. Ia sadar impian itu mungkin agak menakutkan bagi sebagian orang. Karena konotasi polisi yang buruk di mata masyarakat. Tapi ia sadar, polisi memiliki dua sisi. Sisi yang tidak bisa dilupakan masyarakat, kalau polisi adalah bagian dari masyarakat dan bertugas untuk rakyat.
Ivan sendiri bilang, ia ingin menjadi polisi karena sewaktu kecil ia pernah tersesat di jalan. Dan seorang polisi dengan baik hati mengantarknya, menenangkannya. Ia pun sejak saat itu bermimpi ingin jadi polisi. Sekali lagi ia tekankan kepada Angel, tidak semua polisi itu buruk, hanya sebagian saja. Itu pun mereka punya alasan tertentu. Tapi semua tidak terlepas dari kehidupan aspek masyarakat yang berpikir kalau segala sesuatu bisa dilakukan dengan uang, sehingga terjadilah jalan damai. Sejak hari itu, Angel dan Ivan pun jatuh cinta. Mereka menjadi sepasang kekasih, lucu sekali untuk Angel yang awalnya membenci polisi kini malah memiliki pacar seorang kekasih polisi.
Suatu ketika mereka sedang bersama, menikmati hari liburnya sambil bermain di taman. Angel bertanya kepada Ivan. “ Ivan apa impian kamu dalam hidup?” Tanya Angel.
“ Saya hanya ingin semua orang berkata dalam hatinya dan menyadarkan banyak orang. Sebenarnya mereka membutuhkan polisi. Tapi dengan kesadaran sendiri, bukan paksaan” kata Ivan.
“ Loh, itu saja impian kamu? Tidak ada yang lain”
“ Tentu saja ada, menikah sama kamu hehehe” Kata Ivan. Angel pun tersenyum.
“ Ivan, kamu tidak takut bila menjadi polisi itu memiliki resiko, bisa saja kamu nanti tewas dalam bertugas.. “ kata Angel yang sebenarnya ragu untuk berkata demikian.
“ Saya akan bangga bila mati saat bertugas daripada saya mati dengan keadaan penuh uang di saku , tapi itu semua hasil korupsi dari masyarakat.”
“ Bahasa kamu terlalu sulit saya pahami. “ kata Angel.
“ Kamu emangnya Tanya-tanya gini kenapa sih? Mau coba-coba jadi polisi ya?” ledek Ivan.
“ ah, ga mungkin lah.” Kata Angel.
“ Mungkin dong, seperti yang kamu bilang, kalau saya tewas saat bertugas, artinya kamu yang harus wujubkan impian saya itu.”
“ Udah ah. Amit-amit deh ngomongnya..”
Tiba-tiba suara bordering, Ivan mendapatkan panggilan dari atasannya. Jalanan macet dan ia harus segera membantu melancarkan. Padahal hari ini dia libur, tapi demi semua keprofessionalan. Ia pun berkerja. Sebelum ia pergi dari Angel. Ia hanya berkata.
“ Angel, ga usah dimasukin hati ya. Kamu tau, kamu itu gadis yang cantik dan saya beruntung memiliki kamu. Kalau saya gak jadi polisi, mungkin saya gak akan menjadi takdir kamu.”
Angel tersenyum. Dan berkata “ Kalau gak kenal kamu, mungkin selamanya saya akan benci polisi. Hehehe”
Ivan pun pergi, tanpa Angel sadarin kalau itu adalah pertemuan terakhir mereka. Angel harus memaklumi perkerjaan kekasihnya. Ia mulai terbiasa dengan panggilan kerja mendadak Ivan. Tapi saat dia pulang ke rumah, ia mendapatkan kabar yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Ivan ditabrak oleh truk yang mencoba menerebos lampu merah. Ivan meninggal seketika, karena saat itu ia sedang berada di tengah jalan. Angel hanya bisa menangis, ia kehilangan kekasihnya. Tapi ia tidak pernah melupakan impian Ivan. Ia pun memutuskan untuk berhenti kuliah dan menjadi seorang polisi. Sebuah perkerjaan yang tidak akan pernah ia lupakan dalam hidupnya.
Saat gua mendengar kisah itu, tiba-tiba gua menangis. Gak tau kenapa gua ingin menangis. Angel sendiri terlihat tegar. Angel melihat gua dengan aneh, dan bertanya .” Kenpa nangis.”
“ Sejak kecil saya memang sensitive, suka menangis kalau dengar cerita sedih.”
“ Ok. Hujan uda redah, saya mau pulang dulu.”
“ Angel, tadi kamu bilang, hari ini. Hari terakhir kamu kerja. Kenapa?”
“ Ya, karena saya akan dipindah tugaskan ke Bengkulu.”
“ Jauh dong.. terus saya gak akan pernah ketemu kamu lagi.”
“ Kalau kita takdir, kita pasti ketemu.”
“ Gitu ya. Makasih ya untuk kisah kamu.” Kata gua.
“ Ngomong-ngomong, kalau boleh jujur. Nama kamu mirip dengan polisi yang saya cerita tadi.”
“ Oh ya.? Siapa?”
“ Ivan.”
Sebuah kebetulan yang sangat aneh, lalu gua mulai merasa bisa menebak satu hal.
“ Kalau ga salah, dulu ada polisi lalu lintas yang selalu di jalan lampu merah, tiba-tiba dia hilang dan diganti kamu. Jadinya nanti dia akan gantiin kamu lagi dong.”
Angel menunduk, dan berkata.
“ Tidak Ivan, dia itu kekasih yang saya kisahkan. “
Hati gua pun terkecoh, milis. Tak percaya kalau orang yang selama ini gua lihat di jalan itu kekasih dia yang meninggal. Angel benar-benar menyadarkan gua akan satu hal, tidak semua yang gua pikir itu benar. Tidak semua polisi itu jahat, tidak semua polisi itu matre. Dan gua bersyukur, dia berhasil membuat impian kekasihnya yang punya nama sama kayak gua itu berhasil. Setidaknya berhasil menyadarkan gua kalau polisi itu juga manusia.
Manusia yang membutukan kehidupan dan tugas mulia. Walaupun tidak semuanya benar, tapi setidaknya masih ada yang berhati mulia seperti kisah angel dan ivan.
so teman-temanku sekalian pembaca kisah ini, semoga kalau lain kali ketemu polisi bernama Angel, berhati-hatilah.
KISAH INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK IVAN SANG POLISI DALAM KENANGANKU. APAPUN YANG TERJADI DALAM HIDUPMU SAAT INI, AKU SELALU BERDOA UNTUK KENANGAN KITA. AMIN
Tamat.

pengarang : agnes donovar
sumber; kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar