Tampilkan postingan dengan label Misteri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Misteri. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Desember 2011

Koloni Roanoke & Komunitas yang Hilang Lainnya

Pernah lihat filmnya atau baca novelnya Stephen King yang berjudul "Storm of the Century"? Di film itu disinggung tentang bagaimana sebuah komunitas bisa hilang tak tentu rimbanya, termasuk koloni roanoke. Sedangkan dalam film "The Lost Colony", benar2 dibuat berdasarkan koloni yang hilang di Roanoke pada tahun 1587...





Pada 1584, 2 orang kapten laut Inggris yang dibiayai oleh Sir Walter Raleigh menemukan Pulau Roanoke. Setahun kemudian, Raleigh mengirim 7 kapal di bawah komando Sir Richard Grenville untuk mendirikan koloni di pulau itu. Dan pada tahun 1587, banyak yang datang dan menetap ke koloni di pulau Roanoke yang dipimpin oleh Gubernur John White. Tapi karena koloni tersebut memerlukan persediaan makanan tambahan untuk menghadapi musim dingin yang buruk yang akan datang, White kembali ke Inggris untuk mengambilnya. Namun perang Inggris dengan Spanyol membuat kembalinya White ke pulau Roanoke dari Inggris tertunda. Dan baru 3 tahun kemudian dia kembali dengan pasokan untuk 121 pemukim Roanoke, yang termasuk istri dan anak perempuannya serta cucunya yang bernama Virginia Dare, anak Kulit putih pertama yang lahir di amerika.


Ketika mulai mendekati Roanoke pada bulan Juli, 1590, para pelaut di kapal White memberitahukan kedatangannya dengan terompet Panggil, serta mengumandangkan banyak lagu-lagu Inggris dengan harapan bisa terdengar oleh koloni dipulau tersebut dan supaya segera menyambut kedatangan mereka. Tapi tidak ada satupun orang terlihat dipantai, dan tidak ada yang menyambut kapal mereka.

Ketika para pelaut mendarat dan memasuki desa/benteng, mereka juga tidak menemukan satu orangpun disana. Tidak ada tanda-tanda dari 121 orang yang pernah tinggal disana. Seluruh penduduk telah lenyap. Benteng dan rumah yang masih berdiri utuh. Tidak ada tubuh/mayat, tidak ada tanda-tanda kehancuran, tidak ada indikasi pertempuran. Sebelumnya telah disepakati bahwa jika penduduk koloni itu harus pergi  buru-buru karena suatu sebab, maka mereka akan menuliskan tanda silang sebagai penanda suatu marabahaya, tetapi tidak ada tanda seperti itu ditemukan. Satu-satunya petunjuk yang ada adalah kata "Croatan" diukir di kulit pohon dekat gerbang benteng, dan huruf "CRO" diukir pada pohon lain. Apa yang terjadi dengan koloni tersebut?

 

Beberapa Penjelasan:
Meskipun secara umum diasumsikan bahwa koloni roanoke dtelah diserang oleh Indian, tapi tidak ada bukti-bukti kekerasan ditemapat tersebut. Banyak teori telah dikemukakan. Menurut salah satu teori, koloni Roanoke meninggalkan pulau itu untuk pindah ke Pulau Croatan. Di sana, mereka membangun sebuah kapal untuk membawa mereka pergi ke beberapa pos atau koloni lain yang lebih beradab, namun tewas tenggelam di laut segera setelah berlayar. Menurut teori lain, pelaut Spanyol, yang bersemangat untuk menghapus klaim Inggris di Amerika, menyerbu Roanoke, menangkap seluruh anggota koloni, dan membantai mereka.

Tetapi teori yang paling menarik dan kredibel dari semua teori diatas adalah bahwa koloni roanoke, takut akan serangan oleh suku Indian yang liar dan nomaden, lalu berlindung kepada suku Indian Croatan yang ramah dan tinggal di dekatnya, dan akhirnya terjadi asimilasi pernikahan antara koloni dengan suku Croatans. Pada 1719, lebih dari satu abad setelah hilangnya koloni roanoke, ketika seorang pemburu kulit putih datang ke Robeson atau Robinson-County, NC, hanya 100 mil. dari Roanoke, mereka menemukan suku Indian yang tidak biasa berkulit cerah dan bisa berbicara bahasa Inggris. Sensus 1790 dari County Indian Robinson mengungkapkan bahwa 54 dari 95 nama keluarga adalah nama-nama dari koloni yang hilang.




Di tahun 1934, Robinson County, NC, tinggal sekitar 12.000 orang Indian yang dikenal sebagai Indian Robinson County .Mereka umumnya adalah orang-orang baik dan tampan. Beberapa dari mereka memiliki mata biru Sebagian lagi mata abu-abu Mereka berbicara hanya bahasa Inggris. Mereka menggunakan kalimat-kalimat yang jarang terdengar sejak zaman Shakespeare.... Apakah benar mereka adalah keturunan koloni yang hilang, Roanoke?





Batalion Norfolk yang Lenyap
Ketika perang dunia satu telah berakhir, pemerintah Inggris menuntut pemerintah Turki utk membebaskan prajurit2nya yg tergabung dalam batalion norfolk yg bertugas di Gallipoli pada tahun 1915, karena tidak terdengar lagi kabar dari batalion ini dari saat perang sampai perang berakhir. Pemerintah Turki membantah dengan keras bahwa mereka pernah menahan batalion yg dimaksud oleh Inggris. Inggrispun melakukan penyelidikan di tempat dimana batalion norfolk terakhir diketahui keberadaannya, tapi tak satupun bukti-bukti baik berupa mayat atau bekas2 senjata dan peralatan dari norfolk ini ditemukan.

50 tahun kemudian ada 3 orang yg mengaku melihat bahwa batalion norfolk mereka lihat terakhir kalinya sedang menaiki/mendaki bukit di daerah suvla bay, turki. Kebetulan saat itu puncak bukit sedang tertutup oleh kabut, begitu kabut itu hilang, hilang pulalah seluruh batalion norfolk yg mereka lihat.

Kisah nyata ini juga telah di filmkan dengan judul All The King's Men tahun 1999, dan film ini diprotes keras oleh pemerintah turki karena tidak didukung bukti-bukti. Di film ini digambarkan bahwa semua anggota batalion habis dibantai oleh tentara turki.









Sebuah Desa yang Semua Penduduknya Sirna
November, 1930,seorang pemburu bulu bernama Joe Labelle berjalan dengan sepatu saljunya ke sebuah desa Eskimo di tepi Danau Anjikuni di utara Kanada. Labelle sudah mengenal desa itu, yaitu sebuah desa yang masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, dan dihuni oleh sekitar 2.000 penduduk.

Ketika ia tiba, tidak seperti biasanya, desa itu sepi. Semua gubuk dan gudang  kosong. Dia menemukan satu api yang menyala dana panci rebusan yang menghitam disebuah rumah. Labelle diberitahu yang berwajib dan penyelidikanpun dimulai,

dan muncullah beberapa temuan aneh: tidak ada jejak apapun dari penduduk yang ditemukan, jika mereka telah mengosongkan desa; mengapa semua anjing kereta luncur Eskimo 'ditemukan terkubur 12 kaki di bawah salju?  - anjing-anjing itu semua mati kelaparan, semua makanan Eskimo dan peralatan mereka ditemukan tak terganggu di gubuk mereka. Dan ada satu penemuan mengerikan terakhir:.... kuburan leluhur orang Eskimo telah dikosongkan.

Semua kisah tentang lenyapnya sekelompok atau segerombolan orang, sering dikaitkan dengan penculikan oleh UFO atau alien. ada jugayang mengaitkannya dengan dimensi alam semesta lain. semuanya tidak ada yang ilmiah ... tapi haruskah semuanya dijelaskan secara ilmiah? silahkan anda jawab sendiri   ....

Misteri Batu Guci Laos

Sering disebut sebagai "Stonehenge versi Asia", Dataran Jars adalah salah satu pemandangan paling misterius di Bumi. Diselimuti misteri dan mitos, tempat kuno ini telah mempesona para arkeolog dan ilmuwan sejak penemuannya.



Ribuan guci batu raksasa tersebar di seluruh dataran Xieng Khouang, Laos, menjadikannya salah satu koleksi arkeologi paling aneh dalam sejarah. Meskipun telah ditetapkan bahwa usia batu batu ini lebih dari 2000 tahun (500 SM), belum seorang pun mampu menentukan siapa yang membangun mereka dan untuk tujuan apa.

 
Terbuat dari batuan sedimen, seperti batu pasir atau granit, dan karang kalsifikasi, guci ini mempunyai berat hingga 13 ton dan tinggi antara 1 sampai 3 meter tinggi.

Situs 2
Lebih dari 400 situs telah ditemukan di sekitar Dataran Jars, tetapi hanya tiga dari situs tersebut yang dibuka untuk umum. Yang terbesar, bernama Situs 1, terletak dekat kota Phonsavan dan terdapat lebih dari 250 guci batu. Ada Berbagai teori tentang tujuan dibuatnya batu megalitik ini, tetapi yang paling umum diterima adalah batu guci ini digunakan untuk menyimpan sisa-sisa kremasi manusia dan diatur dalam pola linear yang mengikuti rute perdagangan kuno.

Situs 1
 Madeleine Colani, arsitek pertama yang pernah menjelajahi Dataran Jars, menemukan bahwa batu guci ini dibuat dan diukir oleh sebuah peradaban yang telah lama punah.

Tetapi menurut legenda penduduk lokal, pernah ada ras raksasa yang tinggal di tanah ini. Legenda tersebut menceritakan, seorang raja raksasa menugaskan pembuatan guci raksasa untuk menyimpan lao-lao (minuman beralkohol tradisional Laos), dalam perayaan kemenangan atas musuh-musuhnya. Cerita lain mengatakan guci ini dibuat dari kulit kerbau yang dibekukan untuk menyimpan beras dan lao-lao.

penduduk lokal
 Meskipun tidak banyak jalan menuju Dataran Jars, dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini masih sedikit, Namun kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia banyak terlihat di tempat ini. Selama tahun 60-an dan 70-an, sementara mata dunia tertuju ke Vietnam, Amerika Serikat banyak menjatuhkan bom di Laos, lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada Jerman dan Jepang selama Perang Dunia II. Hal ini membuat Laos menjadi negara yang paling banyak dibom dalam sejarah umat manusia. Potongan-potongan megalitikum retak dan kawah raksasa bekas pemboman menjadi saksi dan bukti Perang Rahasia Amerika.

lubang bekas ledakan bom

Inilah sebenarnya salah satu alasan mengapa Dataran misterius Jars belum seluruhnya dijadikan sebagai objek wisata. Lebih dari 30% dari bomb yang dijatuhkan tidak meledak dan terkubur di seluruh daerah itu. Wisatawan disarankan untuk tetap pada jalur yang sudah dibersihkan dari proyektil, tetapi dengan 250.000 bomb yang masih terkubur di daerah itu, kecelakaan masih terjadi setiap minggunya.

guci yang rusak akibat bom
 

Mudah-mudahan suatu hari nanti, orang akan dapat mengakses tempat mistik ini dengan lebih aman dan lebih mudah, kemudian menemukan warisan dari sebuah peradaban kuno.

Tutup dari guci batu


Yonaguni, Piramid(?) yang Tenggelam

Pada tahun 1986, seorang penyelam dekat pulau Yonaguni, yang terletak di perbatasan Jepang dan Taiwan, menemukan sebuah struktur bangunan batu yang aneh 25 meter dibawah permukaan laut. Struktur bangunan yang membentuk tangga batu dengan jalur-jalur yang misterius itu dikenal dengan sebutan Piramida Yonaguni


 
 

Salah satu struktur bangunan itu memiliki lebar 600 kaki dengan tinggi 90 kaki dan memiliki 5 tingkatan blok batu yang terpisah yang kelihatannya adalah sebuah jalan yang mengelilingi struktur itu. Bukan hanya bentuknya yang misterius, di permukaan batu-batu itu juga terlihat adanya ukiran-ukiran yang mengindikasikan bahwa formasi bebatuan ini dibuat oleh tangan-tangan manusia, bukan struktur yang tercipta oleh alam.

 
 
 

Masaaki Kimura, seorang ahli geologi kelautan dari Universitas Ryukyus telah mempelajari bangunan ini selama 15 tahun dan ia percaya bahwa situs ini mungkin telah berusia sekitar 5.000 tahun dan tenggelam karena gempa bumi yang terjadi sekitar 2.000 tahun yang lalu.



Para peneliti yang lain bahkan memperkirakan usia bangunan ini lebih tua, termasuk Teruaki Ishii, seorang profesor Geologi dari Universitas Tokyo yang memperkirakan bahwa bangunan itu tenggelam pada akhir Zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu (dua kali lebih tua dibanding piramida Mesir). Jika teori ini benar, berarti buku-buku sejarah kita mengenai usia peradaban Asia harus diubah.



Di dekat struktur piramida itu, ada sebuah bongkahan batu besar setinggi beberapa kaki yang terlihat seperti kepala manusia ditemukan bersama dengan beberapa ukiran hierogliph yang tidak dikenal.

 
 

The Japan Times melaporkan kisah dibawah ini bersamaan dengan penemuan bangunan ini :

"Dalam legenda masyarakat Okinawa, ada kisah tradisional mengenai sebuah kota para dewa yang disebut dengan Nirai Kanai, sebuah tanah yang jauh, tempat dimana kebahagiaan berasal"

Sayang, komunitas peneliti didunia tidak sepakat mengenai asal-usul bangunan itu. Richard Schoch, seorang profesor ilmu pengetahuan dan matematika dari Universitas Boston tidak menerima teori bahwa bangunan ini dibuat oleh manusia. Baginya, struktur raksasa tersebut tidak lain adalah formasi bebatuan yang terbentuk secara alami. "Saya tidak yakin bahwa bahwa bangunan itu dibentuk oleh tangan manusia, menurut saya, semua itu terbentuk secara alamiah. Bangunan itu hanyalah sebuah geologi dasar dari stratigrafi batu pasir yang cenderung terbentuk menjadi ujung-ujung yang lurus, terutama di wilayah dimana banyak retakan dan aktivitas tektonik." Ia membandingkan bangunan tersebut dengan formasi tebing yang terdapat didaratan yang dipercaya terbentuk secara alamiah.

 
 
 

Setelah terjadi perdebatan panjang maka diambil satu konklusi :

Struktur teras pada yonaguni dan kanal, tidak diragukan lagi merupakan hasil kerja manusia, dibangun dengan memotong patahan batu monolit besar. Struktur teras segi empat dan kanal kemungkinan digunakan sebagai dermaga untuk mengangkut, membongkar muat kapal kecil sebelum matan berpindah menuju kedalaman.

Potongan batu monolit berbentuk kepala manusia dan kumpulan aula digunakan sebagai area untuk tawar menawar dan rapat perkumpulan.


Pada 5 April 1998, sebuah gempa bumi yang besar sekitar 7,7 skala Richter menghantam wilayah dimana Piramida itu berada. Apakah struktur itu mengalami kerusakan atau tidak, tidak ada yang mengetahuinya.


NB (video): http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=dNBXA9fmOO0

Membuat Terowongan yg Melalui Pusat Planet

Apa yang akan terjadi jika kita mengebor terowongan melalui pusat bumi hingga menembus ke sisi bumi lainnya dan melompat ke dalamnya?




Meskipun tidak mungkin untuk melakukan hal ini di bumi, Tapi mungkin hal ini bisa dilakukan di bulan. Bulan memiliki inti dingin dan juga tidak memiliki lautan atau air tanah untuk mengacaukan segalanya. Selain itu, bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga terowongan akan memiliki vakum yang bagus di dalamnya yang menghilangkan gangguan aerodinamis.


Jadi, bayangkan sebuah terowongan yang menembus bulan dengan diameter 20 kaki (7 meter). Di satu sisinya ada tangga. Jika Anda menuruni tangga, apa yang akan Anda temukan adalah bahwa berat badan Anda berkurang. Gravitasi disebabkan oleh objek yang saling tarik menarik satu sama lain terkait dengan massa mereka. Ketika Anda menuruni terowongan semakin dalam dan semakin dalam, massa bulan akan di atas anda, sehingga menarik Anda ke atas. Setelah Anda sangat dekat dengan pusat bulan, Anda akan merasa ringan sekali dan akhirnya anda tidak akan merasa berat sedikitpun ketika tepat pada pusat bulan. Semua Massa bulan di sekeliling anda menarik Anda secara equal, sehingga semuanya saling membatalkan dan Anda tidak merasakan berat sama sekali.


Jika Anda melompat ke terowongan dan membiarkan diri Anda jatuh, Anda akan dipercepat menuju pusat bulan dengan kecepatan yang semakin lama semakin tinggi. Kecepatan tertinggi yang anda alami adalah ketika Anda tepat akan mencapai pusat bulan dan setelah itu kecepatan anda mulai menurun/melambat. Anda akhirnya akan berhenti ketika Anda mencapai bibir terowongan di sisi lain dari bulan, dan kemudian Anda akan mulai jatuh kembali ke terowongan menuju arah dimana anda tadi berasal. Dan Anda akan berosilasi bolak-balik seperti ini selamanya.


Jika Anda bisa melakukan ini di bumi, salah satu efek menakjubkan akan kemudahan perjalanan. Diameter bumi adalah sekitar 12.700 kilometer (7.800 mil). Jika Anda membor terowongan lurus melalui pusat bumi dan dapat menciptakan vakum didalamnya, apa pun yang Anda jatuhkan ke dalam terowongan itu, akan mencapai sisi lain dari planet ini hanya dalam 42 menit dan akan kembali lagi setelah 84 menit sejak ia dijatuhkan!


Don't Try This at Home!

Kamis, 01 Desember 2011

Kerajaan Padang Pasir ( Garamantian )

Selama enam tahun terakhir, sebuah survei arkeologi di daerah Fazzan selatan Libya, yang dipimpin oleh David Mattingly dari University of Leicester, telah mengungkapkan bahwa, peradaban gurun yang luar biasa yang dikenal oleh bangsa Roma sebagai Garamantes membangun hampir seribu mil terowongan/saluran air bawah tanah dan poros dalam upaya sukses untuk menambang air fosil yang sudah lama terkubur.




Keturunan dari Berber dan penggembala Sahara, Suku Bangsa Garamantes kemungkinan besar hadir sebagai bangsa di Fazzan, setidaknya sejak 1000 SM Mereka pertama kali muncul dalam catatan sejarah di abad kelima SM, ketika Herodotus mencatat Garamantes adalah bangsa yang sangat banyak, yang menggiring sapi (yang merumput mundur!) Dan yang memburu "troglodyte Ethiopia" dari kereta empat-kuda.

lukisan bangsa Garamantian

Arkeolog telah menggali bagian dari Ibukota Garamantian, Garama, pada tahun 1960-an. Tapi sebelum penyelidikan terakhir, para sarjana sebagian besar masih mengira kalau Garamantes hanyalah suku barbar dari gurun yang tinggal di satu kota kecil, beberapa desa, dan tenda tenda yang tersebar. Namun, Penelitian sekarang menunjukkan bahwa Garamantes memiliki sekitar delapan kota besar (tiga yang kini telah diteliti) dan sejumlah pemukiman penting lainnya, dan bahwa garamantes memerintah sebuah negara besar. "Bukti arkeologi terbaru menunjukkan bahwa Garamantes adalah petani yang brilian, insinyur yang cerdik, dan pedagang yang giat yang menghasilkan sebuah peradaban yang luar biasa.

Puing Kota Garama

Keberhasilan Garamantes didasarkan pada sistem ekstraksi air bawah tanah mereka, jaringan terowongan/saluran yang dikenal sebagai foggaras di Berber. Hal ini tidak hanya menyuburkan gurun Sahara - tapi juga memicu berkembangnya proses politik dan sosial yang menyebabkan ekspansi populasi, urbanisme, dan penaklukan. Tetapi untuk mempertahankan dan memperluas kemakmuran yang baru mereka temukan, mereka perlu untuk mempertahankan dan memperluas sistem terowongan ekstraksi air  - dan hal ini membutuhkan banyak tenaga budak.

Foggaras
 

Beruntung bagi Garamantes - tapi tidak begitu untuk tetangga mereka - pertumbuhan penduduk Garamantian memunculkan kekuatan baru di Sahara dengan keuntungan demografis dan militer atas masyarakat lain di Sahara dan sub-Sahara Afrika, yang memungkinkan mereka untuk memperluas wilayah mereka, menaklukkan orang lain, dan memperoleh sejumlah besar budak.


Dan sekitar tahun 150 M, pemukiman budak di kerajaan Garamantian (yang kini adalah daerah Libya) meliputi 70.000 mil persegi. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa daerah nonriverine atau daerah tak bersungai dari Sahara (atau gurun gurun besar lainnya) telah menghasilkan suatu masyarakat urban. Kota terbesar, Garama (atau yang sekarang disebut Oasis Jarma), memiliki populasi sekitar empat ribu. Dan sekitar enam ribu lebih mungkin tinggal di desa-desa pinggiran atau kota satelit yang terletak dalam radius tiga kilometer dari pusat kota.


Berkat mentalitas agresif mereka dan para budak serta air yang mereka hasilkan, Garamantes tinggal di kota-kota yang mereka bangun dan berpesta dengan anggur, buah ara, sorgum, kacang-kacangan dan gandum yang mereka tanam, serta barang mewah impor seperti khamer dan minyak zaitun. Kombinasi dari aktivitas perbudakan mereka dan penguasaan mereka atas teknologi irigasi foggara, memungkinkan Garamantes untuk menikmati standar hidup yang jauh lebih unggul dari setiap masyarakat Sahara kuno lainnya. Tanpa budak, mereka tidak akan memiliki kerajaan, dan juga kehidupan mewah.

Luasnya Foggara
Pada akhirnya, menipisnya air fosil yang mereka tambang, terdengar sebagai lonceng kematian dari kerajaan Garamantian. Setelah penggalian setidaknya 30 miliar galon air selama sekitar 600 tahun, abad keempat Masehi Garamantes menemukan bahwa air benar-benar habis. Untuk mengatasi masalah ini, mereka akan memerlukan tambahan terowongan yang lebih banyakdari terowongan yang telah ada ke mata air bawah tanah  dan menggali lebih dalam lagi terowongan ekstraksi air. Untuk itu, mereka pasti telah membutuhkan budak jauh lebih banyak dari yang mereka miliki. Kesulitan air telah menyebabkan kekurangan pangan, pengurangan populasi, dan ketidakstabilan politik (struktur defensif lokal dari era ini dapat menjadi bukti untuk fragmentasi politik). Kekacauan Ini menyebabkan penaklukan wilayah lain untuk menarik lebih banyak budak tidak dapat dilakukan lagi. Persamaan ajaib antara penduduk, militer dan kekuatan ekonomi di satu sisi dengan kemampuan menambah budak dan ekstraksi air disisi lainnya sudah tidak lagi seimbang.

Makam Garamatian, disini orang-orang dikubur secara vertikal

Kerajaan padang pasir akhirnya menurun dan pecah menjadi suku suku kecil dan diserap ke dalam dunia Islam yang muncul saat itu. Seperti tetangganya Romawi yang lebih terkenal, kerajaan Sahara yang pernah besar, sedikit demi sedikit, menjadi mitos dan memori belaka. Suku Berber yang tinggal di Fazzan saat ini memiliki semuanya, tapi lupa nenek moyang mereka. Warisan kerajaan telah memudar secara dramatis sehingga penduduk setempat saat ini percaya bahwa sistem ekstraksi air yang luas - kebanggaan Garamantes - adalah hasil karya Romawi.

Baru baru ini juga ditemukan sebuah benteng kuno bangsa Garamatian yang terlihat pertama kali dari satelit dan google earth. Saat ini Banyak situs situs arkeologi ditemukan dengan cara ini.


 Tentang penemuan ini silahkan anda baca disini




Gambar gambar Indah di Fezzan Sahara 

Gambar dan foto foto dibawah ini menceritakan daerah Fezzan di sahara jauh sebelum masa bangsa garamantian menguasai daerah ini.

Di jantung Sahara, air dari hujan yang jatuh ribuan tahun lalu membuat kolam di sebuah kawah vulkanik Waw gunung Namus. Inilah Danau Megafezzan kuno. Angin membawa abu hitam dari letusan terakhir 12 mil melintasi padang pasir.


Meskipun setengah terendam pasir, batu pasir batu pasir runcing ini tetap terlihat besar dibandingkan dengan sebua truk (kanan bawah) di Maridet. Dahulu kala, di Sahara yang hijau, hujan tropis mengikis batu batu dan menciptakan puncak yang runcing.


 Foto diatas kalau dilihat dari bawah


Terukir di batu di Wadi Matkandush 5.000 tahun yang lalu, sebelum hujan berhenti dan Fezzan berubah kering, perkelahian kucing liar mungkin telah membangkitkan kekuatan karnivora sengit untuk manusia yang berburu di daerah ini.


Dalam garis memutar batu-batu besar, pilar-pilar yang menjulang tinggi dan curam-sisi Pegunungan Akakus yang terkikis memotong daerah Fezzan. Banyak lukisan lukisan yang berumur 8.000 tahun telah ditemukan di gua-gua di pegunungan batu pasir ini


Diwarnai merah tua oleh ganggang yang beradaptasi untuk bertahan hidup di perairan hypersaline, danau yang terletak di Laut Pasir Ubari berasal dari mata air bawah tanah yang dibuat oleh hujan kuno. Air segar yang memancar dari bawah tanah telah hilang menguap, meninggalkan konsentrasi garam yang semakin besar.


Batu terang dan gelap secara hati-hati dipilih untuk menandai kuburan yang terisolasi dari seorang gembala yang meninggal antara 5.000 dan 3.000 tahun yang lalu. Setelah curah hujan menurun, penduduk yang berkumpul di sekitar Fezzan oasis mulai tersebar meninggalkan daerah ini



Pohon Palm dan alang-alang yang hidup di tepian oasis Maa al Umm atau Ibu nya Air, salah satu kolam/danau dari sekitar selusin kolam asin di Laut Pasir Ubari- mengingatkan kita pada Danau Megafezzan kuno.