Kamis, 09 September 2010

Kisah Imlek Terakhir

Angel masih tertidur pulas ketika panggilan telepon dari neneknya, terus berdering di Hendphonenya. Setelah beberapa kali lelah berdering, panggilan itu pun berakhir. Nenek Angel sedang berada di sebuah klenteng, bersembhayang untuk menghormati leluhurnya. Ia berharap Angel datang untuk menghormati leluhur orang tuanya yang telah meninggal 3 tahun silam karena sebuah kecelakaan. Upacara itu dilakukan untuk merayakan tahun baru imlek yang akan datang esok hari.
Setelah terbangun karena sudah kenyang tertidur Angel bangkit mengosok giginya di kamar dan memandangi dirinya di cermin. Rambutnya yang panjang terhelai lembut berwarna merah. Wajahnya cantik, dan berkulit putih dengan mata sipit yang memikat karena bulu matanya yang panjang. Tubuhnya juga cukup tinggi sekitar 168 cm. Angel telah melupakan hari buruk tersebut, kini ia berkerja sebagai seorang public relation di sebuah rumah makan mewah.
Ketika tubuhnya mulai hangat sehabis mandi, ia baru menyadari panggilan miss call dari sang nenek yang kini menjadi satu satunya anggota yang ia miliki. Ia pun menelepon balik sang nenek yang telah berusia 68 tahun.
“Napa nek?” tanya Angel
“Kamu datang dong. Nenek mau ajak kamu sembayang di klenteng buat almarhum papa sama mama kamu, cepet nenek udah lama disini!”
“Aduh.. sabar dong. Angel juga baru bangun.. ntar nyusul de!” ujar Angel setengah hati
“Dasar ya. Udah jam 10 masih belum bangun.. kalau nenek disana udah nenek siram air kamu biar bangun. Anak perempuan kok kayak gitu!!”
“Uh.. iya iya! Angel kesana sekarang!”
Setelah menutup telepon itu dengan perasaan sebal karena ocehan di pagi hari. Angel pun keluar dari rumahnya untuk memanaskan mobil. Kemudian ia mulai merasa bosan dengan mengingat apa yang harus ia lakukan di klenteng. Menghirup polusi dupa yang akan menusuk hidungnya, belum lagi dengan banyaknya orang yang antri menunggu ditempat ibadah tersebut. Dengan setengah hati ia pun berangkat menuju klenteng yang terletak 1 jam dari rumahnya.
Di tempat lain
Agnes baru saja turun dari sebuah bus yang mengantarkannya dari sebuah daerah. Ia terlihat asing ditempat barunya, dengan hanya memiliki sebuah tas kecil ditangannya ia berjalan menelurusuri tempat yang tertera di sebuah kertas yang ia pegang. Kemudian ia bertanya kepada seseorang yang ia tak kenal disebuah jalan.
“Pak Maaf ya, boleh Tanya dimana ya pasar Glodok?”
“Oh.. naik aja angkot 41 atau naik busway jurusan roxy -kota lalu terusin ke stasius kota.!”
“Oh.. makasih ya..!”
Sang bapak tampak mengerti jika Agnes adalah seorang gadis yang bukan dari kota asli tempatnya mencari sesuap nasi. Lalu ia membiarkan agnes berjalan seorang diri mencari tempat halte busway yang cukup jauh. Agnes adalah seorang gadis yang melarikan diri dari orang tuanya yang memaksa ia untuk menikah dengan seorang juragan kaya, ayahnya terlilit hutang yang cukup besar sehingga ia merelakan putri cantiknya untuk menikah lelaki yang mungkin sudah berkepala lima dengan 3 istri muda lainnya.
Tak rela menjadi Siti Nurbaya di jaman modern, Agnes pun memilih untuk melarikan diri. Ia memilih untuk lari kepada seorang temannya yang dulu adalah rekan satu sekolah di kota asalnya , Surabaya. Lilis. Gadis gemuk yang setia kemudian memilih berdagang makanan khas cina di pasar Glodok. Sekilas ada yang aneh dengan wajah Agnes. Tubuhnya mirip dengan Angel , sekilas mereka tampak mirip, hanya rambut mereka yang berbeda warna. Agnes tetap hitam namun sama panjangnya. Bentuk wajah mereka sedikit mirip namun sangat tidak masuk akal bila diperhatikan sekilas sama.
Agnes berhasil sampai di halte busway, dan kini ia mengikuti saran bapak tua itu untuk mengantarkannya ke kota. Sepanjang perjalanan ia cukup was was mengingat peringatan tentang bahayanya ibukota bagi pendatang sepertinya. Pakaian yang seadanya dengan kaos putih dan celana jeans cukup untuk membuatnya tampak wong ngedeso.
Di mobil Angel
Angel mengikuti sarang neneknya untuk mengunakan kaos putih polos dengan celana jeans. Untuk menghormati klenteng. Ia pun melaju mobilnya dengan cepat. Tiba tiba terdengar suara telepon dari sang kekasih yang tinggal di Singapore.
“Hei manis, mau Imlek neh. Dapat angpao ga hehehe!”
“Ah kamu emangnya aku ini masih anak SD ya. Udah bukan jaman kali. Ga pulang ke Jakarta!”
“Mau dong.. kan mau ketemu kamu. Besok aku pulang dan ketemu sama orang tua aku ya, aku mau ngenalin kamu sama dia!”
“Hm.. boleh. Pasti kan besok!! Soalnya nenek mau ajak aku pergi ke tempat saudara . !”
“Iya iya.. kamu lagi dimana sih?” Tanya sang kekasih bernama Hendra
“Lagi di jalan.. nyetir!”
“Oh.. ya uda kamu nyetir ya. Hati hati ok!”
“Sip..!”
Ketika Angel mematikan teleponnya. Tiba tiba sebuah mikrolet merah melaju cepat menutup pandangannya ia berhasil lolos dari mikrolet merah itu namun ketika mikrolet itu menghilang. Dari arah depan muncul truk container yang besar melaju kencang. BlAKKKKKKKK…
Mobil Angel menabrak truk tersebut. Bensin membocori seluruh isi mobil dan meledak seketika. Angel terbakar dalam kejadian tersebut. Ia sempat melihat dirinya terhempas dengan darah yang mengalir diseluruh kepalanya, dan
BOOM.. Mobil meledak seketika.
Masyarakat bekerumunan mendekati Angel. Wajahnya terbakar dari arah luar. Tubuhnya masih terlindungi. Dan ia pun kritis.
Di lain tempat
Agnes berhenti di halte busway kota. Ia sempat bingung dengan laju tempat yang ia turuni. Ia merasa tidak yakin karena arah dua mobil yang saling menyelempet. Tiba tiba seseorang laki laki menarik tasnya. Ia berteriak histerik kepada orang tersebut. Namun tidak ada yang peduli ketika ia berkata maling telah mengambil tasnya. Karena tak ingin kehilangan alamat dan uang ditasnya. Ia pun berlari mengejar maling itu seorang diri.
Maling itu melaju dengan lihai di jalan yang dipadati oleh mobil dengan cepat. Angel tak menyadari ketika ia mengejar maling tersebut. Sebuah mobil kijang melaju dengan cepat. Ketika ia berbalik melihat sebuah mobil melaju. Ia berusaha menghindar dan sebuah mobil lain dari arah berlawanan melaju dengan cepat. Dan terhantamlah wajahnya hingga ia terpental hingga 5 meter jauhnya. Yang tersisa dari kecelakaan tersebut adalah sebuah luka besar di kepala dan wajahnya.
Sebuah ambulan datang dengan melaju cepat. Dua ambulan tersebut membawa Angel yang sekarat dengan luka baker. Satu lagi membawa Angel yang mengalami pendarahan cukup besar di kepalanya. Unit gawat darurat rumah sakit tersebut dipadatin oleh banyak pasien sakit tidak seperti biasanya. Dokter membuat keputusan untuk menyatukan beberapa pasien dalam satu ruangan. Angel dan Agnes pun disatukan dalam sebuah ruangan. Dokter belum datang, karena sibuk dengan pasien lain.
Suster yang bertugas juga harus bergiliran. Hingga mereka tak menyadari kedua orang itu berada dalam satu jarak yang hanya 1 meter. Suster membuka pakaian keduanya. Dan menyatukan dalam sebuah kesalahan besar. Kesibukan membuat ia meletakkan pakaian Angel di tempat Agnes, dan pakaian Agnes di tempat Angel. Pakaian tersebut telah penuh dengan noda darah sehingga tak akan ada yang menyadari kesalahan tersebut. Dan keduanya pun dibawah ke dua ruang berbeda untuk diperiksa.
Beberapa jam kemudian keduanya ditangan oleh dokter. Sayang nasib Angel buruk karena fatalnya kecelakaan dan ia pun meninggal saat diperiksa. Sedangkan Agnes tak sadarkan diri. Dokter pun menganalisis mengalami gegar otak yang mungkin akan membuatnya amnesia. Dan dokter tidak pernah akan bisa memprediksi ia akan bangkit, ia pun memutuskan mengoperasi wajah pasien yang rusak karena hantaman mobil disaat itu juga.
Kesalahan besar dokter terjadi ketika mereka salah memasukan nama keduanya yang tidak mempunyai status. Dokter mencoba mencari jati diri keduanya, tertukarlah keduanya ketika dokter menemukan KTP milik Angel terjatuh di pakaian Agnes. Dan yang mereka tau hanya satu, Angel selamat dan yang meninggal adalah Agnes. Dokter menghubungin keluarga Angel yang disambut histeris oleh sang nenek yang segera menuju rumah sakit.
Sedangkan jasad Angel asli dibiarkan hingga ada yang mencarinya. Media massa membantu kasus ini cepat menyebar. Orang tua Agnes pun dipanggil untuk melihat kondisi putrinya segera dari Surabaya. Tangis mengiringin kematian sang putri yang mereka kira. Walau sesungguhnya Agnes asli masih hidup. Namun untuk sementara wajahnya ditutupi oleh perban untuk menjaga hasil operasi yang dokter lakukan. Nenek bersuka cita melihat sang cucu berhasil selamat dari kecelakaan tersebut tanpa tau cucu aslinya telah mati.
Segera jasad Agnes palsu dibawa ke Surabaya untuk dimakamkan. Nenek pun memindahkan sang cucu dari rumah sakit tersebut ke yang lebih baik. Semakin jauhlah kenyataan yang tidak akan pernah mereka kira. Dokter bedah plastic terbaik pun dipanggil untuk mengembalikan kecantikan Angel palsu tersebut yang masih tak sadarkan diri setelah kejadian naas tersebut.
***
1 bulan kemudian, mujizat itu datang, Angel tersadar dari tidur panjangnya. Ketika ia bangkit dari tidurnya. Wajahnya masih diperban nyaris seperti mumi. Yang berdiri disampingnya adalah sang kekasih Hendra, dengan setia pria itu menjaga sang kekasih yang ia cintai, bahkan ia berhenti bekerja untuk itu.
“Angel kamu sudah sadar, thanks GOD!” teriak Hendra
Angel menatap wajah pria itu dengan kebingungan, ia tak ingat siapa pria disampingnya.
“Kamu pasti lupa sama aku, aku Hendra. Pacar kamu. Kata dokter kamu hilang ingatan. Tapi kamu jangan takut. Seiring waktu ingatan kamu pasti kembali!!” jelas Hendra
Angel tak menjawab penjelesan pria berusia 28 tahun tersebut, ia masih berusaha memperhatikan dirinya. Dan kemudian waktu pun berjalan. Angel tak pernah bicara hingga perban di wajahnya terbuka. Sedikit perubahan yang mencolok dari wajahnya, namun dokter mengatakan wajah Angel tidak mungkin cantik seperti dahulu, yang mereka lakukan adalah yang terbaik. Nenek dan Hendra tidak peduli akan itu. Mereka tetap bersyukur orang mereka cintai selamat dan bisa berkumpul kembali.
Angel mengeluarkan satu kata pertamanya ketika ia tiba dirumah besar milik sang nenek. Ia bahkan tak ingat siapa orang disampingnya. Namun kasih saying akhirnya menyadarkan ia bahwa mereka adalah orang baik dan adalah keluarga mereka. Ia pun mulai terbiasa dan mulai berbicara dan suaranya yang asli medok Surabaya memang sempat menganggetkan sang nenek dan Hendra. Namun dokter berdalih, bahwa suster yang merawat Angel sering mengajak Angel bicara sehingga secara naluri suster asal Surabaya yang berbahasa medok asli suroboyo itu mengalir dan membentuk karakter pada Angel.
Satu kesalahan tersebut tertutupi, kehidupan pun berlanjut, Angel merasakan kebahagian bersama keluarga barunya. Sang kekasih yang begitu mencintai dan memberikan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan membuat ia semakin mantap melanjutkan mimpi yang pernah dikatakan oleh Angel asli. Segera menikahi sang kekasih. Dan mereka pun akhirnya memutuskan untuk menikah pada saatnya.
Suatu ketika Angel termenung di ruang tamunya. Ia memperhatikan sesosok pria bernyanyi dengan indah. Sosok pria itu sedang mengikuti sebuah kontes bintang. Dan pria itu berasal mewakili daerah Surabaya. Dan kenyataan sesungguhnya pria itu adalah mantan kekasihnya. Angel beberapa kali mengalami sakit kepala ketika melihat nama pria itu disebut
Agus.. Agus. Agus.
” Siapa pria ini, mengapa ia begitu membuat aku ingin berjumpa dengannya!” ujar Angel dalam hati.
Disebuah makan malam
Nenek sesungguhnya mulai merasakan keanehan pada cucunya. Angel tidak pernah mencuci piring ataupun menyapu seumur hidup tinggal bersamanya. Anehnya, cucunya yang sekarang begitu rajin, setiap selepas makan ia akan selalu membersihkan piring yang kotor. Menyapu setiap paginya, bahkan menyiramin taman rumah mereka. Namun nenek yang tulus dan kesepian itu tidak ingin kehilangan lagi orang yang ia cintai. Dan ia pun mulai bicara dengan putrinya disaat makan malam.
“Angel, kamu coba ini enak loh parenya!”
“Boleh.,!”
Angel malahap pare tersebut dengan terus meminta tambahan yang banyak. Sang nenek meneteskan air mata ketika melihat Angel begitu menyukai makanan pahit tersebut. Neneknya tersadar, orang yang duduk disampingnya bukanlah cucunya. Cucunya yang asli tidak bisa menikmati makanan pahit, tubuhnya akan alergi dan akan muntah. Walaupun Angel kehilangan ingatan ia tidak akan kehilangan penyakit lamanya.
“Nenek , kenapa nenek nangis!?” tanya Angel
“Gapapa, nenek hanya terharu . ntah kapan nenek bisa melihat kamu makan bersama nenek lagi kelak,, nenek sudah tua dan mungkin tidak akan memiliki waktu indah ini lagi!”
Angel tersentuh oleh kalimat tersebut. Ia pun memeluk penuh kasih sang nenek yang setia menjaga dan merawatnya sejak dulu. Di malam hari sebelum tidur sang nenek berdoa pada Tuhan
“Mungkin dia bukanlah cucu yang nyata bagiku, namun dia adalah surga terakhir yang kumiliki Tuhan. Aku tidak akan pernah rela kehilangan lagi orang yang aku sayangin. Izinkanlah hambamu ini untuk sekali saja merayakan satu tahun imlek bersamanya dan kembalikan lah cucu yang nyata bagiku dalam keadaan apapun aku siap menerimanya, dan lenyapkalah misteri ini dari hidupku”
***
Angel menjadi fanatik terhadap tayangan reality show pemilihan penyanyi idola yang tardapat mantan kekasihnya. Ntah mengapa setiap melihat sosok itu ia mulai teringat tentang masa lalu yang jauh dari pikirannya tentang sebuah kota. Yang ia ingat selalu satu. Ia berlari disebuah desa yang penuh dengan rumputan hijau. Kemudian bermain air di tepi sungai. Kemudian menaiki sepeda bersama sosok yang ada dilayar telivisi tersebut. Namun ia berpikir itu hanya ilusi yang berlebihan karena terlalu mengidolakan pria tersebut. Walau sesungguhnya itu adalah sebuah kenyataan dimasa lalu ketika mereka tinggal di desa sebelum Agnes asli tinggal di kota.
Pernikahan Angel dan Hendra semakin dekat. Mereka semakin bahagia menyambut pernikahan tersebut. Namun disatu sisi Angel mulai merasakan keanehan setiap harinya. Ia mulai bicara tentang desa indah yang dikira adalah sebuah khayalan oleh sang kekasih. Angel terus bicara dan membuat Hendra menjadi penasaran tentang tempat itu. Hingga pada suatu hari. Tayangan televisi reality show yang menayangkan Agus mantan kekasih Agnes mulai menayangkan sosok tempat tinggal Agus di desanya di Sidoarjo dekat dengan Surabaya.
Disaat itu Angel dan Hendra sedang menonton televisi bersama. Hendra terpanah ketika Angel berteriak histeris kalau desa itulah yang ada di dalam khayalannya. Desa itu adalah tempat ia bicarakan setiap saat. Hendra tersentak dan mulai berpikir tentang Angel yang ia kenal tidak lah pemimpi yang hidup untuk berdongeng padanya setiap hari. Ia semakin penasaran. Begitu pula Angel, bahkan Angel berharap Hendra mau mengantarkanya ke tempat itu.
Ajang pemilihan penyanyi idola tersebut berhasil membawa nama Agus keluar sebagai juara. Angel dan Hendra bahkan datang khusus untuk menyaksikan final tersebut di tempatnya. Sang pembawa acara bertanya pada Agus tentang kemenangan. Agus berujar sambil berlinang air mata.
“Kemenangan ini kupersembahkan untuk sang kekasih yang telah tiada, Agnes. Dan setelah kemenangan ini hal pertama yang akan aku lakukan adalah melayat pada dirinya. Memberikan cerita mimpi yang menjadi kenyataan”
Suara lantang yang terdengar besar dari kisah sedih Agus sontak membuat Angel terperangah. Jiwanya gusar, ingatannya yang hilang begitu dalam. Bangkit dan menyadarkan ia akan siapa dirinya. Ia menatap wajah Hendra yang tampak bingung dengan Angel yang berlinang air mata.
“Hendra bisakah kamu antarkan aku ke rumah sakit dimana aku pernah dirawat”
Hendra tak bertanya apapun, ia segera menuju rumah sakit itu, Angel meminta data kejadian secara lengkap tentang peristiwa naas tersebut. Menurut catatan , ada satu pasien yang seruangan denganya. Dan pasien itu telah meninggal bernama Agnes. Hendra mulai menyadari satu hal yang tak ingin ia percayai, Angel menatapnya dengan penuh kesedihan dan berujar.
“Aku bukanlan Angel yang selama ini kamu pikirkan. Aku adalah Agnes , Angel dan aku tertukar ketika berada dalam satu ruangan”
Hendra menatap wajah Angel dengan penuh tangis. Mereka berpelukan dengan penuh haru. Nenek datang secara tak sengaja juga karena ingin tau misteri kejadian yang terjadi saat cucunya dirawat dirumah sakit. Ia melihat Angel dan Hendra saling berpelukan. Dan Hendra pun menatap sang nenek dengan penuh perasaan sedih. Nenek telah menyadari apa yang seungguhnya terjadi. Dengan ikhlas ia berkata satu hal
“Siapapun dia, dia adalah bintang bagi sinar kebahagiaan nenek”
“Dan dia adalah orang yang penuh kasih dan kehangatan bagiku ” timpa Hendra
Angel pun akhirnya menjadi Agnes. Agnes kembali ke Surabaya dan keluarganya seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar. Mayat Angel asli yang telah dimakamkan penuh kasih di daerah lahirnya , Sidoarjo bukanlah putri sesungguhnya. Air mata bahagia terselimuti diantara keluarga tersebut. Kemudian muncul Agus yang datang khusus untuk melihat keluarga Agnes. Ia pun mendapatkan kebahagian setelah mendengarkan misteri yang terungkap. Suka cita bahagia terselimut bagi siapapun yang mengenal Agnes.
Sedangkan dilain tempat, Hendra dan nenek datang ke desa yang tak pernah mereka pikirkan. Berdiri menatap sebuah batu nisan indah dengan mawar merah terhempas di atasnya. Setidaknya mereka telah menerima semua ini dengan ikhlas . kepergian Angel sungguh sedih, namun kehadiarna Agnes dalam hidup mereka telah menutupi kesedihan yang seharusnya terjadi.
Mereka pun melakukan sebuah hari besar imlek bersama keluarga Agnes. Di sebuah kota yang tak pernah mereka pikirkan. Dan kini Agnes adalah Angel bagi keluarga nenek dan Hendra. Dan tahun indah baru tersebut. Terlahir dengan keceriaan untuk melupakan kesedihan yang pernah ada.
Untuk semuanya hapuskan air mata di tahun yang berlalu, berikan kan senyuman indah bagi tahun yang akan datang.
TAMAT

pengarang: agnes Donovar
sumbar: kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar