Kekuatan Apakah Yang dihasilkan Piramid?
Berdasarkan pengalaman banyak orang diketahui bahwa bentuk piramid itu merupakan tempat yang serasi bagi kosmos. Keserasian kosmos menghasilkan terjadinya keseimbangan yang harmonis. Sekalipun demikian, dalam ilmu sacred geometry diketahui bahwa beberapa bentuk tertentu bisa membawa akibat. Seperti bentuk per, membawa akibat bisa mengalihkan aliran air alamiah. Bentuk bulat (bundar) membawa akibat "Tidak habis-habisnya".
Lebih mudah untuk menjelaskan piramid dengan cara pengetahuan yang sudah lebih populer dalam falsafah Cina, yaitu tentang Yin-Yang. Dalam piramid terbentuk keseimbangan yang harmonis Yin-Yang. Karena itulah, orang sakit yang disebabkan Yin-Yang yang tidak dalam keadaan seimbang mudah sembuh jika sering berada di dalam piramid, seperti darah tinggi, kegemukan badan, kekurusan badan, dan berbagai penyakit metabolisme yang tidak berfungsi baik.
Manusia bukan mesin atau terbentuk dari bahan-bahan kimia melulu. Manusia utuh terdiri dari berbagai aspek; tubuh, emosi, jiwa, roh dengan masing-masing memiliki dimensinya sendiri-sendiri. Penyakit bisa timbul karena berbagai sebab jadi meski gejala-gejala di permukaan bisa sama, namun sebabnya sangat mungkin berbeda.
Pada kongres pertama "Integrative Medicine" yang disponsori oleh "Academy Of Parapsychology and Medicine" di Arizona (Oktober 1975), Dr. Roy Menninger, Dr. Malcom Todd dan Dr.Hans Selye, sependapat dan bersama-sama menganjurkan kepada dokter-dokter untuk mengobati pasiennya tidak hanya dilihat dari sudut penyakitnya saja, tetapi dilihat dari sudut manusia seutuhnya. Bahkan lebih dari itu, ada dokter-dokter dan awam yang serius menganjurkan untuk juga memperhatikan segi spiritualnya. Kesemuanya itu adalah dari pandangan adanya "Teori satu lapangan" (One Unified-field theory). Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah bentuk energi yang mereka sebut kesadaran.
Atas dasar teori itu, maka lapangan ilmu psikologi dan psikomatikologi mendapat dasar baru : Kesadaran sebagai titik pusatnya. Disini mulailah titik-temu antara ilmu pengetahuan (yang rasional) dengan agama. Inilah awal dari bergairahnya penyelidikan di Barat ke arah itu. Pada akhirnya keadaan yang demikian menyebabkan ilmu pengobatan memperoleh dasar filsafat yang baru baginya, yaitu bahwa penyakit mempunyai peranan terhadap si sakit dalam rangka perkembangan si sakit sebagai manusia yang utuh.
Di dunia timur bisa diterapkan karma, yaitu bahwa kesehatan dan penyakit merupakan keadaan untuk memenuhi syarat keseimbangan dan pengembangan manusia yang sakit itu untuk mencapai kesempurnaannya (Sejak tahun 2000, dunia barat telah banyak memperhatikan pengaruh karma). Juga dikatakan ada indikasi piramida berpengaruh terhadap manusia di bidang fisik, eteris, astral, pikiran rendah (lower mind), Pikiran tinggi (higher mind ), jiwa (soul) dan spirit (roh). Kemungkinan besar bahwa penyakit adalah bentuk luar dari sebab aslinya yaitu spirit. Ahli fisika dari Universitas Stansford, Dr. William Tiller menyatakan : "semua penyakit berasal dari ketidakseimbangan antara tingkat pikiran dan spirit (disharmony between the mind and spirit levels) dengan pola universal dari orang yang bersangkutan. Penyembuhan permanen dan utuh membutuhkan harmoni (keserasian) dengan pola universal yang ada pada tingkat pikiran (mind) dan spirit. Jadi penyembuhan fisik bahkan penyembuhan eteris hanya bersifat sementara, jika ada pola dasar tingkat pikiran dan spirit tetap tidak berubah (dirubah)."
Dalam simposium tentang pengobatan (penyembuhan) yang mengambil tema "Dimension of Healing" (dimensi penyembuhan) tahun1972, Dr. Tiller mengatakan : "substansi-substansi (yang di maksud adalah fisik, eteris, astral, lower mind, higher mind, soul dan spirit) saling memasuki (interpenetrate) dan hubungannya dapat dilihat dari keadaan tubuh kita. Untuk memperagakan tujuh tubuh itu, cobalah pikir dengan mempergunakan tujuh lembar kertas transparan (tembus cahaya) dan gambarlah bulatan-bulatan saling tindih dengan warna yang berbeda, terus menerus di atas ketujuh lembar kertas itu. Kemudian letakkanlah bersama dan lihatlah tumpukan itu, anda akan melihat organisasi substansi pada berbagai tingkat dalam dalam tubuh-tubuh manusia ......" Dan interaksi diantara ketujuh tubuh tersebut dilaksanakan melalui mind (pikiran). Demikianlah rupanya yang menjadi perhatian para ahli. Sekarang kita akan melihat yang sudah dipraktekkan mengenai piramid dan pengaruhnya untuk penyembuhan.
Pengalaman penyembuhan pertama dialami sendiri oleh Ed Petit, penulis buku "The Psychic Power of Pyramids." Untuk menghilangkan keraguan pembaca, Ed Petit mendapat ijin untuk menyiarkan pula nama dokter yang mengobatinya secara ilmu kedokteran, yaitu Dr. W.E. Dalton.
Peristiwanya sebagai berikut : Waktu Ed Petit sedang menggergaji (dengan gergaji bundar), tangan kanannya tergergaji , sehingga penghubung (joints) dua jari tengahnya harus di buang. Secara panjang lebar di tulis pula isi "Operation Records" dari Rumah sakit, umpamanya di beri betadine. Di bawah sinar X-rays diketahui : bahwa phalanges, akhir tulang ujung dua buah jarinya serta tendonsinya terurai. Kemudian Ed Petit megambil inisiatif sendiri; meletakkan tangannya yang rusak demikian itu setiap malam satu jam di bawah piramid yang terbuat dari kardus selama dua malam saja; kemudian ke dokter untuk diperiksa lagi. Pada waktu itu, jari tengahnya hitam lekam dan dinasehatkan di potong saja / di buang saja. Sedangkan satunya lagi masih bisa dialiri darah. Ed Petit melanjutkan meletakkan tangannya tiap malam di bawah piramida. Lima hari kemudian, pembalutnya di buka, dan mengherankan karena ujung jari masih agak hitam, tetapi tubuh jarinya sudah agak berubah warna agak kemerahan (pink). Seminggu sesudah itu, jari tersebut normal kembali.
Komentar Dr.Dalton menyatakan adanya penyembuhan dengan cara akselerasi. Kemudian dicatat pula pengalaman orang-orang lain seperti sakit punggung yang disebabkan kecelakaan. Jo Novak denikian nama orang tersebut menyatakan, bahwa setelah berada empat puluh menit di dalam piramid, sakitnya hilang, dapat tidur dengan nyenyak sesudah itu.
Tom Garret menceritakan pengalaman tentang tumitnya kakinya yang patah; mula-mula dirasakan rasa sakitnya meningkat ketika baru mulai masuk piramida, selama kira-kira dua puluh menit rasa sakitnya berangsur berkurang itu sejalan dengan detak jantungnya. Selama dua jam selanjutnya Tom tidur dalam piramida tersebut. Selanjutnya berangsur sembuh.
Seorang wanita, Edith Sayre Amstrong, menulis pengalamannya dalam surat kabar "The Arizona Daily Star" mengutip Norris "Piramida bukan main! Setelah kosmetik saya diletakkan di bawah piramid dan saya pergunakan, maka kerutan-kerutan di muka saya hilang!".
Ada lagi yang bagian dalam mulutnya terasa sakit terus menerus. Setelah air diletakkan di bawah piramid selama tiga puluh hari dan air itu dipergunakan untuk kumur, mula-mula terasa sakit, tetapi kemudian sakitnya berangsur-angsur hilang. Dan itu hanya kumur pagi dan sore selama satu hari saja. Berbagai contoh penyembuhan masih diberikan seperti patah tulang kaki; sakit kepala yang terus menerus; ketegangan; sinus; psiriasis pada tangan dan leher belakang. Juga pengaruh piramid menghilangkan rasa capai; menghilangkan tidak bisa tidur (insomnia), dsb. Dalam buku tersebut banyak sekali penyakit yang dapat disembuhkan berdasarkan data yang dicatat.
Ada satu lagi yang patut dikemukakan tentang pengalaman perbaikan anak-anak yang terbelakang (retarded children). Thomas Thompson dari Vancouver Kanada yang merupakan seorang dukun dimintai tolong untuk membantu "memajukan" anak-anak terbelakang. Thomas mempergunakan dua alat piramid yang besar dan cone (bentuknya seperti topi kuncung). Cone tersebut digantung dalam ruangan yang atasnya diberi piramid yang besar. Diluar dugaannya, sesudah tiga puluh hari, anak -anak terbelakang itu, mengalami perbaikan-perbaikan, bahkan ada orang tuanya yang segera minta anaknya di bawa pulang, karena sudah "maju".
Selain terhadap manusia, di Amerika juga diselidiki pengaruh piramid terhadap binatang, tumbuh-tumbuhan, dan cairan seperti air, susu, serta anggur. Semuanya menghasilkan hal yang positif untuk kebaikan manusia.
Apakah Ada Bahaya Pengaruh Piramid?
Dalam buku "The Psychic Power of Pyramids" tidak disebut tentang adanya pengalaman yang membahayakan subjek di bawah piramid.Tetapi kalaupun ada maka dapat dicegah dengan cara begini: Jika anda duduk atau tidur di dalam piramid dan merasa gelisah atau mendapatkan rasa sakit yang terus menerus tanpa henti-hentinya sebaiknya anda segera keluar dari piramid itu! Kemungkinan demikian tidak besar, karena berdasarkan ilmu pengetahuan diketahui bahwa piramid langsung membuat keseimbangan dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Anda juga membuat piramid sendiri dan duduk-duduk di dalamnya atau tidur untuk waktu-waktu tertentu. Bukankah Borobudur juga berbentuk piramid, juga rumah-rumah kuno di Jawa berbentuk atap joglo, yang juga berbentuk piramid.
Bagaimana Cara Membuat Piramid?
Pertama bahannya. Sebaliknya dari bahan kayu atau plastik atau kardus (juga tekstil), tetapi jangan dari logam. Jika anda orang yang termasuk sabar, buatlah dengan ukuran dasar sebagai berikut :
1. Ambillah satu ukuran tertentu mengenai panjang dasarnya.
2. Kemudian dibuat sebagai berikut : dasarnya di kalikan 0,636009825 adalah tingginya.
3. Dasarnya dikalikan 0,8090169945 adalah panjang dari satu sisi diukur dari garis-tengah dasarnya ke titik puncak.
4. Dasarnya dikalikan 0,9510565165 adalah satu sisi diukur dari satu pinggirannya menuju ke titik - puncak (apex).
5. Itulah ukuran yang paling tepat. Tetapi tidak setepat itupun, sama saja, demikianlah keterangan dalam buku itu. Yang perlu diperhatikan adalah "syarat" bahwa satu sisi (bukan pinggirnya) harus menghadap ke utara menurut kompas.
I. UKURAN PIRAMID :
Pada prinsipnya, ukuran yang tepat tidak mengikat, artinya : bentuk piramid yang terpenting. Berdasarkan perhitungan yang cermat dapat pula di buat, sehingga sesuai dengan ukuran piramid yang asli yang terdapat di Giza, Mesir.
II. UKURAN SESUAI DENGAN PIRAMID GIZEH:
Tentukan dasar (alas), umpama 5 meter. Kemudian kalikan,5 meter tersebut dengan 0,636009825, hasilnya adalah tingginya .
Atau dasar tadi itu dikalikan dengan 0,8090169945, didapatilah satu sisinya (yang Miring diukur dari garis dasarnya menuju ke titik puncak / dalam Bahasa Inggris disebut Apex)
Kalau di ukur dari garis tengah dasarnya, maka anda dapat mengukur sebagai berikut :
Dasarnya dikalikan 0,9510565165 menghasilkan satu sisi yang diukur dari pinggirannya menuju ke titik puncak (Apex).
III. YANG BISA KITA BUAT SENDIRI DAPAT BERUKURAN :
Satu dasarnya (alas) : 218 cm
Satu sisi miring-nya : 210 cm (menuju ke titik puncak)
IV. UNTUK KESEHATAN TUBUH :
Sebenarnya ada dua macam percobaan di dunia barat, Amerika Serikat dan Negeri Belanda, yaitu :
1. Piramid yang langsung berdiri di atas permukaan tanah , dan
2. Piramid yang digantung (tidak melekat di permukaan tanah).
Eksperimen Terhadap Piramid
Pengaruh misterius piramid terhadap manusia sudah sering dialami oleh sejumlah orang. Dan pengalaman mereka dinyatakan dalam dua bidang: Badaniah (fisik) dan rohaniah (batiniah). Tetapi itu belum dapat dijadikan ukuran oleh dunia ilmu pengetahuan, bahwa piramid ada pengaruhnya. Karena itulah, sebagai penulis di dunia barat yang rasional maka Bill Schul dan Ed Petit tidak puas terhadap bukti pengalaman pribadi mereka, sekalipun mereka mempercayainya. Juga pertanggungjawaban terhadap pembaca buku mereka "The Psychic Power of Pyramids", membutuhkan keterangan yang rasional. Oleh karena itu mereka berdua bersama dua orang wanita yang sama sekali belum pernah masuk piramid melakukan tes berdasarkan ilmu kedokteran.
Dr. Hugh Riordan, penduduk Wichita, Kansas (Amerika Serikat) adalah seorang psychiater. Dia bersedia melakukan penyelidikan / test psysiologis (bukan psychologis!) terhadap manusia sebelum dan sesudah berada di dalam piramid. Pada hari tanggal 14 Desember 1975, Dr. H Riordan tersebut membawa dua orang pembantunya yang sudah biasa melaksanakan prosedur test yang akan dilakukan, yaitu Brenda Scott dan Lowanda Cad. Eksperimen dilakukan terhadap tanaman air, susu, kopi, anggur, daging dan manusia. Bahan-bahan tersebut diletakkan pada ketinggian 1/3 x tinggi piramid. Hasilnya positif. Tanaman atau daging diletakkan di bawah piramid (baik yang langsung ditutup maupun di bawah piramid yang digantung) menjadi lebih awet, tanaman lebih cepat tumbuh dan segar dibandingkan dengan daging maupun tanaman yang tidak diberi piramid. Demikian pula halnya dengan bahan-bahan lain yang diletakkan dibawah piramid.
Di Indonesia banyak juga eksperimen yang dilakukan. Contohnya eksperimen yang dilaksanakan oleh Ir. Rudy R. Nitibaskara M.Sc.(sarjana di bidang ilmu perikanan) dari Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai berikut: "Sesuai dengan bidang pekerjaan saya, saya menaruh sepotong daging di bawah piramid, dengan harapan memperpanjang daya awetnya. Ikan tersebut ternyata mengalami daya dehidrasi (pengeringan) dan tidak menjadi busuk meskipun telah lebih dari dua minggu lamanya. Potongan ikan lainnya yang ditaruh di luar piramid dalam sehari saja sudah busuk. Pernah ketika akan merokok, rokoknya sudah apek dan pahit rasanya. Iseng-iseng rokok tersebut ditaruh di bawah piramid. Setelah kurang lebih 15 menit, rasa pahit dan apek dari rokok tadi hilang." Kedua percobaan Ir.Rudy tersebut dilakukan dengan piramid dari karton dengan ukuran dasar kurang lebih 16 cm dan setiap sisinya di beri lubang.
Cara Pemakaian Piramid
Untuk pemakaian piramid, saya anjurkan sebagai berikut:
1. Jika Anda bermeditasi duduklah ke arah utara menurut arah kompas, sebaiknya dilakukan pada malam hari, dan tempatkan kepala tepat di bawah titik puncak piramid.
2. Jika Anda memiliki piramid yang cukup untuk tidur didalamnya, maka Anda dapat tidur di dalamnya atau merebahkan diri dengan kepala ditujukan ke arah timur laut (ujung antara utara dan timur), sedangkan kaki Anda berada di arah barat daya (antara barat dan selatan).
3. Jika Anda hanya ingin menyembuhkan bagian tubuh anda yang sakit maka letakkan bagian yang sakit itu tepat di bawah titik puncak piramid. Berapa lamanya, tergantung dari keadaan Anda sendiri, karena Anda sendirilah yang merasakannya. Hal-hal lain dapat Anda coba sendiri, karena di dunia barat pun penyelidikan tentang pengaruh piramid kepada manusia masih belum tuntas.
Dalam suatu percakapan khusus dengan paranormal R. Rachmat Setiadiwirja diterangkan tentang penggunaan piramid yang paling efisien untuk keperluan-keperluan yang khusus pula. Di samping itu didapat keterangan, bahwa Sujanto menjelaskan, bahwa memang piramid sisi empat dimaksudkan oleh pembuatnya, baik untuk fisik maupun spiritual. Berdasarkan keterangan melalui R. Rachmat Setiadiwirja, sewaktu-waktu yang paling efisien ber-piramid adalah sebagai berikut :
1. Jam 21.00 - 23.17 sinar kosmis berkekuatan kuat sekali untuk kesehatan tubuh manusia dan dapat menyembuhkan penyakit.
2. Jam 23.18 - 03.41 terdapat kekosongan (kevakuman) pengaruh kosmis, sehingga otak manusia dalam keadaan istirahat total dari pengaruh kosmis. Keadaan tersebut memungkinkan manusia menggunakan otaknya dengan penuh.
3. Jam 03.42 - 09.58 kekuatan kosmis mempengaruhi otak kerohanian manusia, sehingga cocok untuk mencari kepuasan rohani, cocok untuk meditasi dan sejenisnya.
4. Jam 09.54-14.44 waktu ini pengaruh kosmis pada sistim darah (blood system) manusia; membentuk sel-sel darah baru. Ber-piramid pada waktu ini, membuat manusia lebih awet muda.
5. Jam 14.45 - 19.38 waktu yang sangat baik untuk pengaruh kosmis untuk makanan, minuman, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya yang dijadikan makanan dan minuman untuk kesehatan tubuh manusia dan memberikan kekuatan fisik kepada manusia yang mempergunakan bahan makanan dan minuman tersebut.
6. Jam 19.39 - 21.00 kosmis mempengaruhi otak manusia, sehingga manusia merasakan "yang enak-enak" atau "FLY = terbang" seperti melamun, menghayal, dan sebagainya.
Semua waktu-waktu penggunaan piramid tersebut adalah waktu Greenwich (GMT), sehingga untuk Indonesia:
Waktu Indonesia Bagian Barat harus ditambah 7 jam
Waktu Indonesia bagian Tengah harus di tambah 8 jam
Waktu Indonesia bagian Timur harus ditambah 9 jam
Demikianlah waktu yang tepat untuk penggunaan piramid (baik empat maupun yang lima sisi) guna maksud-maksud tertentu. Disamping itu, diberitahu pula tentang bahan dan warna yang paling efektif untuk pembuatan piramid, yaitu yang paling efektif : lumpur (tanah). Warna yang paling efektif adalah warna seperti seperti warna lumpur (agak kelabuan / campur coklat). Bahan-bahan lain juga dapat dipergunakan, asal tidak dari logam. Di dalam mempergunakan waktu-waktu tersebut dalam tulisan ini, letak piramid (baik yang empat maupun yang lima sisi), satu sisi harus menghadap ke Utara, dan letak makanan maupun minuman yang paling efisien adalah 1/3 tinggi di ukur dari bawah (dalam) ke puncak piramid (Apex).
Piramid Yang Paling Bagus Adalah Piramid Lima Sisi
Berdasarkan keterangan yang diperoleh oleh R. Rachmat Setiadiwirja, maka secara kosmis, planet bumi sangat dipengaruhi oleh lima planet lainnya. Sinar matahari ternyata tidak langsung sampai ke bumi, tetapi sinar yang sampai di bumi adalah pantulan/refleksi dari dari lima planet lainnya, terutama pantulan Mercurius. Karena pengaruh sinar dari lima planet itulah, maka piramid yang paling efektif adalah yang bersisi lima sebagai alat yang mampu menampung pengaruh-pengaruh kosmis di bumi.
Demikianlah keterangan-keterangan dari R. Rachmat Setiadiwirja dan J. Sujanto kepada wartawan "MAWAS DIRI" di Jakarta pada Januari 1981.
Note: Berdasarkan ilmu gaib R. Rachmat Setiadiwirja, maka bentuk piramid yang terdiri dari lima sisi lebih bermanfaat untuk manusia dibandingkan dengan piramid empat sisi, karena itu saya menganjurkan kepada para pembaca yang ingin membuat ruang meditasi piramid agar memilih bentuk piramid lima sisi untuk meningkatkan kekuatan ilmu gaib Anda