Kamis, 12 Januari 2012

Petaka karena tak pernah cukup

Ada seorang wanita muda yang tinggal di dalam keluarga bahagia dan sangat di sayang oleh ibunya. Kemudian wanita ini jatuh cinta dan menikah, dan ibunya pun menyiapkan mas kawin.

Suaminya adalah seorang pegawai pemerintah yang tingkat kesejahteraannya tidak sebaik keluarga istrinya. Ia tinggal di sebuah apartemen sewaan. Setelah mereka menikah, istrinya ini masih berharap untuk memiliki kemewahan yang biasa ia miliki, tetapi ia tidak dapat mendapatkannya karena kondisi ekonomi mereka yang sangat sulit. Ia sering pulang ke rumah ibunya untuk meminta apa yang di inginkannya dan ibunya selalu memenuhi keinginannya.

Ia selalu mengeluh pada suaminya bahwa ia malu akan kehidupan mereka. Ia berharap agar suaminya dapat secepatnya membelikan sebuah rumah yang bagus. Tetapi, dengan pemasukan suaminya, ia tidak mungkin mampu untuk membeli rumah.

Suaminya adalah orang yang taat pada hokum dan sederhana. Setiap bulan ia memberikan seluruh gajinya pada sang istri. Walau mereka hidup hemat, tetap saja uang simpanannya tidak cukup untuk membeli rumah.
Hal ini membuat kesal istrinya bahwa orang lain memiliki rumah sedangkan ia harus menyewa. Meskipun uangnya tidak cukup, ia senantiasa pergi melihat perumahan yang akan di jual.

Selama bertahun-tahun, wanita ini pergi menemui ibunya dengan rencana akan membeli sebuah apartemen.

“Saya melihat sebuah apartemen yang di jual sekitar NT$2 juta (US$ 62.500) dan saya berencana untuk membelinya”

Ibunya bertanya, “Berapa banyak uang yang kau miliki?”

“Sekitar 200 ribu”, jawab wanita itu.

Mendengar jumlah ini, dengan lembut suaminya mencoba untuk berbicara pada istrinya agar melupakan ide tentang memiliki apartemen sendiri.
Akan tetapi, lebih dari 10 tahun ia menyibukkan diri berkeliling melihat perumahan dengan harapan dapat membeli satu unit rumah. Setiap kali sebuah bangunan apartemen selesai di bangun, ia pergi melihatnya. Ia selalu ingin membeli 1 unit rumah tetapi harganya selalu berada di luar jangkauannya.

Pada 12 tahun usia perkawinannya, ia melihat satu unit apartemen di Taipei seharga NT$3,8 juta. Apartemen ini sungguh menarik dan ia sangat menginginkannya sehingga membuatnya hampir menjadi gila. Setiap hari ia pulang menemui ibunya dan selalu merajuk agar ibunya meminjamkan uang sebesar NT$2 juta.

Ibunya berkata, “Tidak masalah saya meminjamkan uang kepadamu, tetapi kemana kamu akan mendapatkan sisanya?

“Saya dapat meminjamnya dari orang lain” Jawab wanita itu.

Ibunya bertanya dengan sungguh-sungguh, “Apakah kamu mempunyai cukup uang untuk membayarnya setiap bulan?”

Kenyataannya, ibunya tahu bahwa gaji suaminya tidak akan cukup untuk membayar pinjaman. Maka ibunya berkata, “Tenanglah dulu, dan jangan begitu terobsesi dengan ide ini.”

Akan tetapi, ia tidak dapat mengendalikan keinginannya. Ia bahkan menyalahkan ibunya karena tidak mau membantunya dan memutuskan hubungan dengan ibunya.
Setelah ia memutuskan hubungan keluarga dengan ibunya, ia tetap tidak dapat mengendalikan nafsu keinginannya.

Setiap hari ia mengomeli suaminya yang tidak berguna dan tidak dapat memberikan apa yang ia inginkan. Karena senantiasa di dorong oleh keluhan-keluhan istrinya dan saat akal sehatnya sudah habis, suaminya mulai menerima sogokan. Tetapi , sebelum ia mendapatkannya, ia tertangkap dan di jatuhi hukuman penjara.

Setelah menerima ganjalan semahal itu, apakah keinginan wanita itu berakhir?
Tidak, justru bertambah buruk. Ia bahkan menyuruh putranya mencuri barang di took. Maka, setiap kali putranya melihat barang yang di inginkannya, ia akan mencurinya. Suatu hari putra wanita tersebut tertangkap basah karena mencuri beberapa buah pena di sebuah toko buku dan di kirim ke rumah tahanan anak remaja.

Akhirnya, wanita ini hanya tinggal bersama anak perempuannya yang berusia 13 tahun. Wanita ini sedikit menggila, sering marah dan menyiksa putrinya. Suatu hari sepulang sekolah, putrinya berjalan sambil menangis di jalanan, karena mengalami depresi. Putrinya tertabrak mobil dan meninggal seketika. Pada akhirnya, wanita ini tidak memiliki apa-apa lagi di dunia dan menjadi gila.

Tragedi ini melibatkan seluruh anggota keluarga. Keinginan wanita ini yang tidak rasional menyebabkan kematian putrinya sendiri. Untuk memuaskan nafsu keinginannya, suaminya melakukan hal yang sangat bodoh dan menyebabkan di penjara bertahun-tahun. Ia membiarkan putranya mencuri dan berakhir di rumah tahanan. Pada akhirnya, ia sendiri menjadi gila. Semua ini di sebabkan oleh “KETIDAK MAMPUANNYA MENGENDALIKAN NAFSU KEINGINAN”.

<CERITA INI DI ANGKAT DARI KISAH NYATA DI TAIWAN>

Pesan Cerita :

Kita selalu di ajarkan untuk memiki pandangan benar tentang materi dan nafsu duniawi. Jika kita dapat mempelajari kebenaran dan masuk akal, kita akan memiliki konsep pandangan yang wajar tentap mengambil dan memberi barang.
Kita dapat mengambil barang yang memang merupakan hak kita, dan member dengan murah hati atas apa yang kita miliki secara berlimpah kepada orang lain. Di samping itu kita tidak boleh menginginkan barang yang tidak patut kita miliki.

Jika kita dapat mengendalikan pikiran kita, kita tidak akan melakukan KESALAHAN.
Banyak orang melakukan hal yang mereka sesali SEUMUR HIDUP karena mereka tidak dapat mengendalikan nafsu keinginannya. Sebuah niat yang tidak benar akan mengakibatkan kesalahan yang berkelanjutan, jadi setiap saat kita harus berhati-hati dalam menyikapi segala KEINGINAN kita dengan BIJAKSANA.

Di kutip dari buku 20 Kesulitan Dalam Kehidupan, Karya Master Cheng Yen (Tzu Chi Founder)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar