Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati
lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang
beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang
berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti
berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil.
Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat
jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat
banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat
gerbang bertuliskan “Selamat Jalan”. Itulah batas akhir lembah permen
lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki
itu bertanya kepada Bob, “Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen
lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat.”
Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan
kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, “Permennya saya lupa makan!”
Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.
“Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya.”
“Kenapa kamu memanggil saya?” tanya Bob.
“Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!” Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. “Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama.” Bib menambahkan.
Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia
lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk
mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal
dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, “Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia.” Ia pun berkata dalam hati, “Waktu tidak bisa diputar kembali.” Perjalanan di lembah lolipop sudah
berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.
Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja.
Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita
menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka
menjawab, “Saya akan bahagia nanti… nanti pada waktu saya sudah menikah…nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri… nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya… nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya… nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar… “
Pemikiran ‘nanti’ itu membuat kita bekerja sangat keras di saat ‘sekarang’.
Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa ‘nanti’ bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa ‘nanti’
bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah
sampai di masa ‘nanti’ bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat…
target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah
yang membuat semua target itu… tetap semuanya itu tidak pernah terasa
memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita
duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita
mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama
keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras
dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.
Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran;
memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari
setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah
anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.
“when life gives you 100 reasons to cry
show life that you have 1000 reasons to smile..
Face your past without regret..
Handle your present with confidence..
Prepare for future without fear”
GOD BLESS YOU ALL
Uinvest
Selasa, 21 Februari 2012
Kisah sepotong KUe
Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu.
Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!“
Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.
Si lelaki menawarkan setengah miliknya sementara ia makan yang setegahnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir, “Ya ampun orang ini berani* sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih.” Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan.
Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih". Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya!!!
Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dirinya sendirilah pencuri kue itu!
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengankacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang selalu salah.
Orang lainlah yang patut disingkirkan.
Orang lainlah yang tak tahu diri.
Orang lainlah yang berdosa.
Orang lainlah yang selalu bikin masalah.
Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran
Padahal Kita sendiri yang mencuri kue tadi. Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.
Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain . Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.
Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!“
Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.
Si lelaki menawarkan setengah miliknya sementara ia makan yang setegahnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir, “Ya ampun orang ini berani* sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih.” Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan.
Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih". Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya!!!
Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dirinya sendirilah pencuri kue itu!
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengankacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang selalu salah.
Orang lainlah yang patut disingkirkan.
Orang lainlah yang tak tahu diri.
Orang lainlah yang berdosa.
Orang lainlah yang selalu bikin masalah.
Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran
Padahal Kita sendiri yang mencuri kue tadi. Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.
Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain . Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.
Rabu, 08 Februari 2012
Boneka cantik yang tak sadar kecantikan nya
Pada sebuah desa yang aman dan damai, ada seorang pembuat boneka yang sangat terkenal. Dengan sentuhan tangannxa, boneka-boneka yang dibuat seolah-olah hidup. Sebab, ia selalu membuat boneka dengan hati dan perasaannya. Tak heran, setiap boneka yang dibuatnya, selalu saja jadi rebutan untuk dibeli orang.Seiring dengan berjalannya waktu. Sang pembuat boneka pun mulai menua. Ia merasa inilah saatnya membuat karya terakhir sebelum ajal menjemput. Untuk itu, ia pun segera bersiap-siap membuat boneka terakhir yang bisa dibuatnya.Bahan-bahan terbaik pun dikumpulkannya. Kali ini, ia bertekad membuat bomeka perempuan tercantik yang tak ada bandingannya. Maka, setiap hari, setiap waktu, sang pembuat boneka pun hanya berkutat untuk terus memperbaiki karyanya.Rambut bonekanya dibuat berwarna hitam seperti putri cantik dari kerajaan. Matanya dibuat berwarna gelap dengan sorot tajam menyenangkan siapa saja yang memandang. Alisnya dibuat lentik sehingga setiap yang melirik akan dibuat terpesona. Tangan dan jerami dibentuk seindah mungkin karena pembuat boneka berharap boneka itu bisa menemani dan merangkul siapa saja yang beruntung memilikinya. Tubuhnya pun dibuat dengan lekukan tubuh perempuan cantik sehingga bisa jadi kebanggaan saja.Sekian lama membuat boneka yang akan jadi karya terakhir, si pembuat boneka pun akhirnya puas. Ia merasa, sudah membuat boneka sempurna yang akan jadi peninggalan terbaik karyanya. Ditimangnya boneka itu dengan penuh sayang seperti anaknya sendiri.Setelah puas menimbang, si pembuat boneka membawa boneka iv kedepan cermin untuk melihat kesempurnaannya. Iapun berkata,”Hai, Boneka cantik. Lihatlah dirimu. Engkau pasti akan jadi boneka yang bisa membawa senyum dan tawa bahagia karena keelokanmu,” ucapnya. Namun, tiba-tiba boneka itu seolah-olah berkata, “Ah, aku tidak cantik! Lihatlah rambutku hitam. Padahal aku ingin punya rambut pirang nan menawan. Mataku gelap. Padahal aku ingin punya mata hijau seperti indahnya pepohonan. Aku juga tak suka bentuk tubuhku yang terlalu kurus. Aku ingin tubuhku lebih berisi sehingga bisa menawan hati!”.Si pembuat boneka pun jadi sedih mendengar keluhan ciptaannya. Maka, ia pun mencampakkan begitu saja karya yang tadi sangat dipujanya. Sehingga, boneka itu pun teronggok begitu saja dan lama-kelamaan dilupakan oleh pembuatnya.
Boneka yang tadinya ingin dijadikan karya terbaik, kini telah jadi benda yang tak berarti apa-apa.Teman-teman, mari kita tingkatkan rasa syukur dengan memaksimalkan potensi dan apa saja yang ada pada diri saat ini. Jangan iri saat orang punya sesuatu yang lebih. Tapi, irilah jika kita tak mampu memaksimalkan waktu memperbaiki diri.
Boneka yang tadinya ingin dijadikan karya terbaik, kini telah jadi benda yang tak berarti apa-apa.Teman-teman, mari kita tingkatkan rasa syukur dengan memaksimalkan potensi dan apa saja yang ada pada diri saat ini. Jangan iri saat orang punya sesuatu yang lebih. Tapi, irilah jika kita tak mampu memaksimalkan waktu memperbaiki diri.
Minggu, 05 Februari 2012
mana yg lebih..
Ketika aku berpikir negatip pada seseorang.
Tanpa sadar, Aku telah menghakimi orang itu.
... Lebih mudah mana...
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan, atau memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka
Lebih mungkin mana...!
berusaha mensteril semua tempat agar tak ada kuman atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri....
Lebih mudah mana.....!
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan atau menjaga hati kita sendiri agar tak mudah tersinggung
Lebih penting mana.....!
Berusaha menguasai orang lain atau belajar menguasai diri sendiri
Yang penting bukan bagaimana orang harus baik padaku, melainkan bgmn aku berusaha baik pada semua orang
Bukan orang lain Ɣĝ bikin aku bahagia, tapi sikapkulah Ɣĝ menentukan, aku bahagia atau tidak
Semoga memberkati.... ◦°˚˚˚°◦G☺D♡BLΕ§§♥U◦°˚˚˚°◦
7 % :)
(^_^) ♥ Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”. Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan. Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi. Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil. Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu. Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA” Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut. Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?” Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik” “Perhatikan bahwa ORANG2 ini dengan IKHLAS MENYUAPI orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang / suka MENOLONG, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri” Diperkirakan bahwa 93% penerima tdk akn memforward cerita ini. Bila anda termasuk sisa 7% yang akn memforwardnya, lakukanlah dgn memberi judul 7%. ♥
Rabu, 01 Februari 2012
Kata Perenungan Master Cheng Yen
- Orang bodoh membangun tembok pemisah dalam hatinya, orang bijaksana merobohkan tembok pemisah tersebut dan hidup berdampingan secara damai dengan orang lain.
- Kesuksesan yang paling besar dalam hidup adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: berbakti kepada orangtua dan melakukan kebajikan.
- Jika ingin meningkatkan kebijaksanaan, kita mesti membebaskan diri dari sifat kemelekatan dan keraguan.
- Cita-cita boleh saja tinggi dan jauh kedepan, namun langkah yang diperlukan untuk itu, harus diterapkan sejak sekarang.
- Jangan mengenang terus jasa yang telah diberikan, jangan melupakan kesalahan yang pernah dibuat. Lupakanlah dendam yang ada di dalam hati, namun jangan melupakan budi baik yang pernah diterima.
- Keinginan yang belebihan, selain mendatangkan penderitaan juga sering menggiring orang melakukan perbuatan yang mendatangkan karma buruk.
- Jangan takut terdorong oleh orang-orang yang lebih mampu dari kita. Karena dorongan tersebut akan memberi semangat untuk terus maju.
- Orang tidak mempunyai hak milik atas nyawanya, melainkan hanya memiliki hak untuk menggunakannya.
- Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung. Jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukankalh perbuatan baik meskipun kecil.
- Lahan batin manusia bagaikan sepetak sawah, bila tidak ditanami dengan bibit yang baik, tidak akan bisa menuai hasil yang baik.
- Orang berbudi luhur mempunyai tujuan hidup, sedang orang yang berpikiran sempit menganggap hidup sebagai tujuan.
- Sertakan saya dalam perbuatan baik, jangan libatkan saya dalam perbuatan jahat.
- Anggaplah segala permasalahan sebagai pelajaran, pujian sebagai peringatan untuk mawas diri.
- Dengan memiliki keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada hal yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Orang harus menyayangi diri sendiri baru dapat mencintai orang di seluruh dunia.
- Dalam mengatasi berbagai masalah hendaknya berhati-hati, cermat, namun jangan berpikiran sempit.
- Tidak perlu merasa khawatir atas banyaknya masalah, yang perlu dikhawatirkan hanya masalah yang sengaja dicari-cari.
- Hendaknya kita menyadari, mensyukuri, dan membalas budi orangtua.
- Jika enggan mengerjakan hal kecil, maka kita pun akan sulit menyelesaikan tugas yang besar.
- Ikrar harus luhur, tekad harus kokoh, kepribadian harus lemah lembut, dan hati harus peka.
- Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Keserakahan, kebencian, dan kebodohan merupakan 3 racun dalam kehidupan manusia. Atasi keserakahan dengan berdana, kebencian dengan hati yang welas asih, dan atasi kebodohan dengan kebijaksanaan.
- Penyesalan adalah pengakuan dari hati nurani, dan dapat juga dikatakan sebagai pembersihan terhadap kekotoran batin.
- Berdana bukanlah hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan merupakan perwujudan dari sebuah cinta kasih yang tulus.
- Hidup manusia tidak kekal. Bersumbangsihlah pada saat Anda dibutuhkan, dan lakukanlah selama Anda masih bisa melakukannya.
- Jadilah orang yang tidak mengandalkan kekuasaan, status social, dan harta kekayaan dalam menjalani hidup.
- Malapetaka dan bencana yang melandai dunia, sebagian besar merupakan hasil perbuatan orang-orang yang sehat jasmaninya, namun cacat rohaninya.
- Memaafkan orang lain berarti berlaku baik pada diri sendiri.
- Ada tiga “tiada” di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, dan tiada orang yang tidak bisa saya maafkan.
- Pikiran dan perilaku kita sendiri yang menciptakan dan menentukan surga dan neraka.
- Sumber penderitaan manusia ada 3, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kebodohan.
- Penyakit pada tubuh tidaklah menakutkan, batin yang sakit justru lebih mengerikan.
- Kebijaksanaan diperoleh dari bagaimana seseorang menghadapi masalah dalam hidupnya. Apabila ia menghindar dari masalah yang ada, maka ia pun tidak akan dapat mengembangkan kebijaksanaannya.
- Sumber dari kerisauan hati adalah keinginan manusia untuk selalu “memiliki”.
- Ada sebagain orang yang sering merasa risau, akibat perkataan buruk orang lain yang sebenarnya tidak perlu dihiraukan.
- “Keserakahan”, selain membawa penderitaan, juga akan menjerumuskan manusia ke dalam penderitaan.
- Sebelum mengkritik orang lain, pikirkan dahulu apakah kita sendiri telah sempurna dan bebas dari kesalahan.
- Setiap hari merupakan lembaran baru dalam hidup kita, setiap orang dan setiap hal yang ada di dalamnya merupakan kisah-kisah yang menarik.
- Bila kita selalu ragu dan tidak memiliki tekad yang kuat, walaupun jalan yang benar telah terbentang di depan mata, kita tetap tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan.
- Orang yang paling berbahagia adalah orang yang penuh dengan cinta kasih.
- Dengan menjaga tutur kata dan bersikap dengan baik, maka kita akan menjadi orang yang disenangi dan dicintai orang lain.
- Mengernyitkan dahi dan tersenyum, keduanya sama-sama merupakan sebuah ekspresi, mengapa tidak tersenyum saja?
- Hati hendaknya bagaikan bulan purnama yang bersinar terang. Hati hendaknya juga seperti cakrawala luas dengan langit yang cerah.
- Niat baik yang tidak dilaksanakan sama halnya seperti bertani tanpa menebarkan benih. Hal ini hanya menyia-nyiakan kesempatan baik yang ada.
- Setiap hari kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada orangtua dan semua makhluk. Jangan melakukan sesuatu yang mengecewakan mereka.
- Memberi dan melayani jauh lebih berharga dan membahagiakan daripada diberi dan dilayani.
- Tidak peduli seberapa jauh jalan yang harus ditempuh dan selalu berusaha sebaik mungkin mencapai tujuan dengan kemampuan yang dimiliki, inilah yang disebut dengan keuletan.
- Orang yang paling berbahagia adalah orang yang mampu mencintai dan dicintai orang lain.
- Sebaik apa pun hati seseorang, bila tabiat dan tutur katanya tidak baik, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang baik.
- Kasih sayang yang mengharapkan pamrih tidak akan bertahan lama. Yang akan bertahan selamanya adalah kasih sayang yang tak berwujud, tak ternoda, dan tanpa pamrih.
- Cinta kasih harus bagaikan seduhan the wangi dengan komposisi yang pas. Bila terlalu pekat akan terasa pahit dan kita tidak dapat meminumnya.
- Hadiah paling berharga di dunia ini adalah hadiah berbentuk maaf.
- Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan lakukanlah perbuatan baik.
- Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga.
- Kesuksesan hidup selama puluhan tahun merupakan akumulasi perilaku setiap hari, maka setiap hari kita harus menjaga perilaku dengan sebaik-baiknya.
- Semua manusia takut mati, takut menderita, apakah makhluk hidup lain tidak merasa takut juga? Oleh karena itu, kita harus melindungi semua makhluk hidup dan menghargai kehidupan.
- Marah adalah menghukum diri sendiri atas kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.
- Hendaknya kita bersaing untuk menjadi siapa yang lebih dicintai, bukan siapa yang lebih ditakuti.
- Musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri.
- Bekerja untuk hidup sangat menyiksa, hidup untuk bekerja sangat menyenangkan.
- Sumber penderitaan manusia adalah nafsu keserakahan untuk memiliki. Bila tidak bisa memperoleh yang diingankannya, dia akan menderita, namun bila telah memperolehnya, dia juga akan menderita karena takut kehilangan.
- Kesederhanaan adalah keindahan, keserasian adalah keanggunan.
- Hakekat terpenting dari pendidikan adalah pewarisan cinta kasih dan rasa syukur, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kita hendaknya bersyukur kepada bumi yang menyediakan sumber daya alam sehingga kita dapat melanjutkan kehidupan, dan bersyukur kepada leluhur yang telah menyediakan lahan dan mengajarkan kita bagaimana cara untuk bertahan hidup.
- Hati yang dipenuhi rasa syukur akan membangkitkan rasa haru. Rasa haru merupakan dorongan untuk melakukan kebajikan.
- Bila dituduh orang lain, terimalah dengan rasa syukur. Bila menemukan kesalahan orang lain, sadarkan dengan sikap menghargai.
- Bersyukurlah kepada orang yang menerima bantuan kita, karena mereka memberikan kesempatan baik bagi tercapainya pembinaan rasa cinta kasih kita.
- Merupakan suatu berkah apabila sesama manusia dapat saling menghargai dan saling bersyukur.
- Dengan berjiwa besar, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan di dunia ini. Bila berjiwa sempit, walaupun kesenangan berlimpah, kita akan tetap merasa menderita.
- Mengurangi nafsu keinginan dan memperluas cinta kasih, kehidupan akan dilalui dengan gembira, nyaman dan bebas tanpa beban.
- Pandai menempatkan diri dan berpikir demi orang lain adalah sikap orang yang penuh pengertian.
- Pada umumnya orang lebih dapat menanggung beban kerja yang berat daripada menanggung kebencian, namun orang yang berkepribadian mulia adalah orang yang dapat melupakan kebencian.
- Cara berterima kasih dan membalas budi kepada bumi adalah dengan terus mempertahankan konsep pelestarian lingkungan.
- Intropeksi dirilah bila mendapat kritikan orang lain. Jika salah harus diperbaiki; bila tidak bersalah, cobalah untuk menerimanya dengan lapang dada.
- Berjiwa besar menerima kekurangan orang lain merupakan suatu hal yang luar biasa di tengah hal yang biasa.
- Binalah cinta kasih yang tulus dan murni. Hati tidak akan risau bila tidak mengharapkan pamrih atau merasa rugi dalam memberikan cinta kasih.
- Menghibur orang dengan kata-kata yang baik dan lembut, melerai perselisihan dengan kata-kata bijaksana dan membantu kesulitan orang lain dengan tindakan nyata, inilah yang dinamakan berdana.
- Selalu mengejar kenikmatan materi adalah sumber penderitaan manusia. Menderita bila tak bisa memperolehnya, dan bila bisa memperolehnya akan merasa belum puas. Semuanya merupakan penderitaan yang tak akan pernah berakhir.
- Mampu merasakan kebahagiaan orang lain seperti kebahagiaan sendiri adalah kehidupan yang penuh dengan kepuasan dan paling kaya akan makna.
- Jangan menganggap enteng perbuatan baik sekecil apa pun, karena bila terhimpun menjadi satu merupakan bantuan yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain.
- Seulas senyuman mampu mendamaikan hati yang gelisah.
- Kehidupan kita bermakna apabila kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
- Jangan mencemaskan beban yang berat, asalkan tetap berjalan di arah yang benar, pasti akan samapi ke tujuan.
- Orang yang selalu mengasah orang lain, dirinya sendiri akan terasah, namun bagi orang yang selalu diasah, selain tidak rusak, malah akan lebih bersinar cemerlang, bagaikan berlian yang sesungguhnya.
- Prinsip penting mencapai keselarasan dalam penyelesaian masalah adalah menyadari kapan saatnya maju dan kapan saatnya mengalah.
- Dengan bersabar dan mengalah, hidup akan damai dan tenteram; saling bersitegang akan mendatangkan malapetaka.
- Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Bila hanya menunggu, kesempatan itu akan berlalu dan semuanya sudah terlambat.
- Mampu mematuhi tata tertib dalam berorganisasi, berpadu hati, ramah tamah, saling mengasihi, dan bergotong royong, berarti sebuah kemajuan yang telah dicapai dalam melatih diri yang dilakukan dengan penuh konsentrasi.
- Jangan menyia-nyiakan waktu; lakukan hal yang bermanfaat dengan langkah yang mantap.
- Tak ada yang tidak dapat diatasi dalam hidup ini; dengan adanya tekad, maka segalanya akan dapat diatasi.
- Jangan pusingkan apakah orang akan memperbaiki perilaku atau sikap buruknya, yang terpenting adalah kita tetap melatih diri dengan sebaik mungkin.
- Bila cermin dalam hati dapat selalu dibersihkan, maka dapat secara jelas membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
- Jadikan batin kita sebagai tempat pelatihan diri dan hargailah semua orang dengan sikap kesetaraan.
- Sebuah tindakan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan ribuan ucapan.
- Walaupun memiliki impian dan harapan pada masa berabad-abad kedepan, namun jangan sampai mengabaikan hal yang ada pada saat sekarang.
- Kepintaran adalah kemampuan untuk membedakan mana yang menguntungkan dan merugikan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah.
- Jangan meremehkan kemampuan sendiri, karenanya mulailah dengan mengubah kondisi hati kita barulah dapat mengubah dunia agar menjadi lebih baik.
- Lebih baik belajar dari kelebihan orang lain daripada mencari kelemahan dan kesalahan orang lain.
- Hadapilah kesalahan orang lain dengan lapang dada dan lemah lembut.
- Iblis yang ada di luar diri kita tidaklah menakutkan, yang mengerikan adalah iblis yang terdapat di dalam hati.
- Kehidupan manusia bagaikan meniti kawat baja. Bila kita tidak bersungguh-sungguh melihat ke depan, malah sebaliknya selalu menoleh ke belakang, kita pasti akan terjatuh.
- Faktor pemersatu dalam organisasi adalah toleransi dan tenggang rasa terhadap pendapat yang berbeda.
- Berbakti adalah sikap yang bersedia berkorban pada saat dibutuhkan oleh orangtua.
- Kebiasaan buruk bagaikan virus yang menyerang batin manusia, harus dicegah jangan sampai berkembang.
- Berdana ada 3 macam, memberi bantuan makanan dan pakaian, memberikan nasehat bagi orang yang hatinya sedang hampa, dan memberikan kedamaian kepada orang yang panic dan ketakutan.
- Masalah di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang untuk dapat menyelesaikan.
- Orang yang mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya dengan rendah hati akan dapat meningkatkan kebijaksanaanya.
Langganan:
Postingan (Atom)